Rugi Membengkak, Tapi Saham XL Axiata Liar Terus
15 February 2019 14:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski menderita rugi cukup besar sepanjang tahun lalu, saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) justru bergerak naik sejak perdagangan sesi I hingga sesi II, Jumat (15/2/2019), di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data BEI mencatat saham EXCL naik 12,20% pada pukul 14.43 di harga Rp 2.300/saham dengan nilai transaksi Rp 368,16 miliar dan volume perdagangan 161,5 juta saham. Dalam Sepekan saham EXCL naik 5,50% dan year to date naik 17%.
Investor tampaknya masih melihat saham XL menarik apalagi pada awal Februari ini XL merilis kartu SIM perdana untuk modem yang dapat digunakan untuk berbagai perangkat dengan jaringan terbuka, yang dinilai pelaku pasar strategi operator ini sebetulnya untuk mengincar eks pelanggan Bolt.
Dalam laporan keuangan yang dirilis hari ini, emiten milik Axiata Berhad Malaysia ini mencatatkan kinerja kurang menggembirakan tahun 2018. XL membukukan rugi bersih Rp 3,29 triliun di tahun 2018, padahal pada 2017 mencetak laba Rp 375 miliar. Pendapatan EXCL tahun lalu Rp 23,00 triliun, naik Rp 899 miliar dari tahun sebelumnya Rp 22,9 triliun.
Buruknya kinerja ini melanjutkan kinerja kuartal III/2018 di mana rugi tercatat Rp 144,81 miliar dari untung pada kuartal III/2017 sebesar Rp 238 miliar.
Analis PT Fitch Ratings Indonesia Christie Pardede dalam riset berjudul Fitch: Peringkat Obligasi dan Sukuk XL Axiata di AAA(idn)" memprediksi bahwa XL bakal menaikkan porsi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini bisa mencapai Rp 8-9 triliun seiring dengan kebutuhan ekspansi.
Kebutuhan capex yang tinggi didorong oleh peluncuran jaringan LTE (Long-Term Evolution) perseroan yang agresif.
Selain itu, perluasan cakupan telekomunikasi seluler EXCL di luar pulau Jawa juga menjadi pertimbangan prediksi kenaikan capex.
"Kami mengantisipasi belanja modal atau pendapatan meningkat ke 30%-36%% di tahun 2018-2019, sementara 2017 yakni 29,3%," kata Christie dalam riset Fitch.
(hps)
Data BEI mencatat saham EXCL naik 12,20% pada pukul 14.43 di harga Rp 2.300/saham dengan nilai transaksi Rp 368,16 miliar dan volume perdagangan 161,5 juta saham. Dalam Sepekan saham EXCL naik 5,50% dan year to date naik 17%.
Investor tampaknya masih melihat saham XL menarik apalagi pada awal Februari ini XL merilis kartu SIM perdana untuk modem yang dapat digunakan untuk berbagai perangkat dengan jaringan terbuka, yang dinilai pelaku pasar strategi operator ini sebetulnya untuk mengincar eks pelanggan Bolt.
Dalam laporan keuangan yang dirilis hari ini, emiten milik Axiata Berhad Malaysia ini mencatatkan kinerja kurang menggembirakan tahun 2018. XL membukukan rugi bersih Rp 3,29 triliun di tahun 2018, padahal pada 2017 mencetak laba Rp 375 miliar. Pendapatan EXCL tahun lalu Rp 23,00 triliun, naik Rp 899 miliar dari tahun sebelumnya Rp 22,9 triliun.
Buruknya kinerja ini melanjutkan kinerja kuartal III/2018 di mana rugi tercatat Rp 144,81 miliar dari untung pada kuartal III/2017 sebesar Rp 238 miliar.
Analis PT Fitch Ratings Indonesia Christie Pardede dalam riset berjudul Fitch: Peringkat Obligasi dan Sukuk XL Axiata di AAA(idn)" memprediksi bahwa XL bakal menaikkan porsi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini bisa mencapai Rp 8-9 triliun seiring dengan kebutuhan ekspansi.
Kebutuhan capex yang tinggi didorong oleh peluncuran jaringan LTE (Long-Term Evolution) perseroan yang agresif.
Selain itu, perluasan cakupan telekomunikasi seluler EXCL di luar pulau Jawa juga menjadi pertimbangan prediksi kenaikan capex.
"Kami mengantisipasi belanja modal atau pendapatan meningkat ke 30%-36%% di tahun 2018-2019, sementara 2017 yakni 29,3%," kata Christie dalam riset Fitch.
Artikel Selanjutnya
Perkuat Sinyal Bisnis, XL Axiata Kembangkan Data Center
(hps)