Rupiah Boleh Membaik, Tapi Masih Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2019 12:34
Ini yang Bikin Rupiah Susah Menguat
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Langkah rupiah masih berat karena terbeban kenaikan harga minyak. Pada pukul 12:27 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet naik masing-masing 0,61% dan 0,52%. Dalam sebulan terakhir, harga brent melesat 5,61% dan light sweet melompat 3,85%. 

Kenaikan harga minyak akan menimbulkan kecemasan terhadap nasib transaksi berjalan Indonesia. Harga minyak yang semakin mahal akan membuat defisit transaksi berjalan semakin dalam, sehingga rupiah kehilangan keseimbangan karena fondasinya yang begitu rapuh. 

Defisit transaksi berjalan sudah menjadi penyakit menahun yang tidak kunjung sembuh. Sebelum masalah ini selesai, rupiah memang akan selalu dihantui oleh risiko depresiasi karena fundamentalnya memang tidak mendukung penguatan. 

Kemudian, rupiah juga rentan terkena ambil untung (profit taking) karena penguatannya sudah begitu tajam. Sejak awal tahun hingga kemarin, rupiah menguat 2,23% terhadap dolar AS di pasar spot. 

Apresiasi yang begitu tajam ini membuat rupiah rawan terserang koreksi teknikal. Investor yang merasa sudah mendapat cuan lumayan dari rupiah tentu tergoda untuk mencairkannya. Akibatnya, rupiah berisiko mengalami aksi jual.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular