Ciputra Development Bidik Marketing Sales Rp 6 T Tahun Ini

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 February 2019 11:25
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menargetkan pra penjualan atau marketing sales mencapai Rp 6 triliun pada tahun ini.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menargetkan pra penjualan atau marketing sales mencapai Rp 6 triliun pada tahun ini. Nilai tersebut lebih rendah dari target marketing sales tahun lalu Rp 7,7 triliun.

Direktur Independen CTRA Tulus Santoso mengatakan pihaknya optimistis marketing sales bisa tumbuh 5% dari realisasi tahun lalu, dengan catatan penjualan properti akan kembali tumbuh di semester kedua setelah perhelatan Pilpres 2019.

"Perkiraan kami akan tumbuh 5% masih mungkin tahun ini, marketing sales Rp 6 triliun di 2019," kata Tulus dalam acara Squawk Box CNBC TV Indonesia, Kamis (14/2/2019).

Pada tahun lalu, emiten bersandi saham CTRA itu membukukan marketing sales senilai Rp 6,4 triliun, atau setara 83,11% dari target marketing sales 2018. Rinciannya, marketing sales CTRA pada semester I/2018 senilai Rp 3,3 triliun dan pada semester II/2018 sebesar Rp 3,1 triliun.

Tulus menjelaskan, tahun ini perusahaan mulai membidik pasar kelas menengah ke bawah dengan menawarkan proyek properti di bawah Rp 1 miliar. Fokus di pasar ini karena lebih berkesinambungan dan permintaan di segmen ini pun terus tumbuh. Hal juga menjadi strategi di tengah tren industri properti yang melambat sejak 2015.

Tahun ini, perusahaan menggarap tiga proyek dengan harga properti di bawah Rp 1 miliar di Jakarta. "Dari sisi margin menurun sedikit, tapi diharapkan volume secara absolut bisa maintain, developer switch dari biasanya menengah ke atas, kini ke area market menengah ke bawah," ujarnya.

Tahun lalu, emiten yang juga hasil gabungan dengan PT Ciputra Surya Tbk ini merilis tiga proyek yakni CitraLand Vittorio Surabaya, Citra Niaga Plaza Batam dan Newton 2 Jakarta. Ketiga proyek tersebut membukukan marketing sales masing-masing Rp234 miliar, Rp197 miliar, dan Rp76 miliar.

Adapun, secara tren kata dia, khususnya di kota besar, permintaan akan properti yang dekat dengan akses transportasi massal masih menjadi daya tarik.

Oleh karena itu, sejak 2015 pengembang mulai memperhatikan aspek konektivitas tersebut. "Saat ini tren commuter line, dekat dekat lokasi MRT-LRT itu jadi salah satu daya tarik konsumen," ujarnya.

Tahun ini, perusahaan akan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,5 - Rp 2 triliun di mana 50% akan digunakan untuk penyelesaian kontruksi tiga mal (investment property) yang berlokasi di Jakarta dan dua mal di Surabaya. Sisa dana capex untuk modal kerja dan akuisisi lahan.

Perseroan membidik pendapatan tumbuh 20% dari tahun lalu dan nett profit margin bisa naik hingga 12%.
(tas) Next Article Asing Keluar, Kok Saham Ciputra Liar Terus?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular