
Net Sell Investor Asing Tembus Rp 1 T, IHSG Berakhir Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 February 2019 16:48

Sektor jasa keuangan (-0,87%) menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG. Aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4 membuat sektor jasa keuangan terkoreksi cukup dalam: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,81%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,36%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,56%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 0,84%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,73%.
Sejatinya, pergerakan rupiah mendukung bagi investor untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU 4, di samping kehadiran sentimen damai dagang AS-China. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.055/dolar AS.
Nampaknya, investor masih meragukan prospek kinerja rupiah kedepannya. Pasalnya, awan gelap bernama defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih menghantui. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Setidaknya, investor ingin melihat terlebih dulu realisasi perdagangan internasional Indonesia periode Januari 2019 yang akan dirilis pada hari Jumat (15/2/2019). Jika ada surplus yang dibukukan, barulah saham-saham bank BUKU 4 berpotensi dikoleksi investor, lantaran ada ekspektasi bahwa CAD bisa diredam pada tahun ini.
Pelemahan rupiah yang signifikan, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tentu berpotensi mengerek naik rasio kredit bermasalah/non-performing loan dari bank-bank BUKU 4. (ank/hps)
Sejatinya, pergerakan rupiah mendukung bagi investor untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU 4, di samping kehadiran sentimen damai dagang AS-China. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.055/dolar AS.
Nampaknya, investor masih meragukan prospek kinerja rupiah kedepannya. Pasalnya, awan gelap bernama defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih menghantui. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Pelemahan rupiah yang signifikan, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tentu berpotensi mengerek naik rasio kredit bermasalah/non-performing loan dari bank-bank BUKU 4. (ank/hps)
Next Page
Investor Asing Tarik Dana Rp 1,38 T
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular