
Faisal Basri: Impor Kita Dahsyat! Ada Gula, Garam & Beras
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
13 February 2019 10:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih belum beranjak dari level Rp 14.000/US$. Selama transaksi berjalan masih terus defisit, maka 'hantu' pelemahan rupiah masih akan terjadi.
"Rupiah saat ini kembali ke Rp 14.000/US$. Sedikit menguat. Tapi secara teori dan historis akan melemah karena current account deficit [CAD/Defisit Transaksi Berjalan]," kata Faisal di Ritz Carlton, Rabu (13/2/2019).
Dijelaskan Faisal, transaksi berjalan terdiri dari ekspor-impor yang terjadi setiap hari. Rupiah sangat mengandalkan kekuatan modal asing yang masuk.
"Rupiah akan menguat sustainable jika CAD turun dan capital inflow naik. Terutama FDI [Foreign Direct Investment]," kata Faisal.
Lebih jauh Faisal mengatakan, yang terjadi saat ini defisit tersebut bukan sepenuhnya terkait migas. Sebenarnya penyebab defisit dikarenakan anjloknya ekspor non-migas.
"Yang meningkat impor non migas yang dahsyat. Gula saja kita impor, garam juga, beras juga impor," kata Faisal.
(dru/dru) Next Article Bengkak di Triwulan III, CAD 2018 Diproyeksi 2,6% PDB
"Rupiah saat ini kembali ke Rp 14.000/US$. Sedikit menguat. Tapi secara teori dan historis akan melemah karena current account deficit [CAD/Defisit Transaksi Berjalan]," kata Faisal di Ritz Carlton, Rabu (13/2/2019).
Dijelaskan Faisal, transaksi berjalan terdiri dari ekspor-impor yang terjadi setiap hari. Rupiah sangat mengandalkan kekuatan modal asing yang masuk.
Lebih jauh Faisal mengatakan, yang terjadi saat ini defisit tersebut bukan sepenuhnya terkait migas. Sebenarnya penyebab defisit dikarenakan anjloknya ekspor non-migas.
"Yang meningkat impor non migas yang dahsyat. Gula saja kita impor, garam juga, beras juga impor," kata Faisal.
Bengkaknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kemarin sempat kembali menjadi momok bagi pasar saham tanah air. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Rupiah juga kembali dibuat bertekuk lutut di hadapan dolar AS.
Rupiah juga kembali dibuat bertekuk lutut di hadapan dolar AS.
(dru/dru) Next Article Bengkak di Triwulan III, CAD 2018 Diproyeksi 2,6% PDB
Most Popular