Putar Balik ke Zona Merah, IHSG Terlemah Kedua di Asia

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 February 2019 10:29
Putar Balik ke Zona Merah, IHSG Terlemah Kedua di Asia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menikmati manisnya zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini harus merasakan pahitnya zona merah. Pada pukul 9:58 WIB, IHSG melemah 0,27% ke level 6.409,25.

Jika dibandingkan dengan kinerja bursa saham kawasan Asia lainnya, IHSG menempati posisi 2 dari bawah.



Mayoritas bursa saham regional terapresiasi seiring dengan jalannya negosiasi dagang AS-China yang sejauh ini memberikan kelegaan bagi investor. Pada hari ini, negosiasi dagang tingkat wakil menteri yang digelar di Beijing akan berakhir, setelah dimulai sejak hari Senin.

Pada hari Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri dijadwalkan digelar, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Selama negosiasi berlangsung, kedua negara kompak mengeluarkan pernyataan bernada positif.

Teranyar, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung. Bahkan, Trump menyebut bahwa periode gencatan senjata yang akan berakhir pada 1 Maret bisa diperpanjang.

"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.


Investor asing memainkan peranan penting dalam mendorong IHSG terjun ke zona merah. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 293,1 miliar. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka investor asing akan keluar dari pasar saham tanah air selama 4 hari berturut-turut.

Sejatinya, sentimen damai dagang AS-China bisa dimanfaatkan oleh investor asing untuk melakukan aksi beli. Terlebih, pergerakan rupiah juga mendukung. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,27% di pasar spot ke level Rp 14.027/dolar AS.

Nampaknya, investor asing masih meragukan prospek kinerja rupiah kedepannya. Pasalnya, awan gelap bernama defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih menghantui. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014. 

Setidaknya, investor asing ingin melihat terlebih dulu realisasi perdagangan internasional Indonesia periode Januari 2019 yang akan dirilis pada hari Jumat (15/2/2019). Jika ada surplus yang dibukukan, maka investor asing bisa kembali masuk ke pasar saham tanah air, lantaran ada ekspektasi bahwa CAD bisa diredam pada tahun ini.

Jangan lupakan juga bahwa investor asing memang memiliki ruang yang sangat besar untuk melakukan aksi ambil untung. Sepanjang tahun ini, investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 13,6 triliun (hingga perdagangan hari Selasa), sementara imbal hasil IHSG hingga hari Selasa adalah 3,74%.

5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 78,1 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 73,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 45,6 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 33 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 29,4 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular