
Negosiasi Dagang Lancar, Bursa Saham Asia Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 February 2019 09:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,79%, indeks Shanghai naik 0,1%, indeks Hang Seng naik 0,05%, indeks Straits Times naik 0,59%, dan indeks Kospi naik 0,44%.
Pelaku pasar mengapresiasi jalannya negosiasi dagang AS-China yang sejauh ini memberikan kelegaan bagi mereka. Pada hari ini, negosiasi dagang tingkat wakil menteri yang digelar di Beijing akan berakhir, setelah dimulai sejak hari Senin.
Pada hari Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri dijadwalkan digelar, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Selama negosiasi berlangsung, kedua negara kompak mengeluarkan pernyataan bernada positif.
Teranyar, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung. Bahkan, Trump menyebut bahwa periode gencatan senjata yang akan berakhir pada 1 Maret bisa diperpanjang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Di sisi lain, penguatan bursa saham Asia dibatasi oleh rilis data ekonomi Jepang yang mengecewakan. Pada hari ini, inflasi di tingkat produsen periode Januari 2019 diumumkan sebesar 0,6% YoY, di bawah konsensus yang sebesar 1,1% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Capaian pada bulan Januari juga lebih rendah dari capaian bulan Desember yang sebesar 1,5% YoY.
Lemahnya inflasi di tingkat produsen mengindikasikan bahwa perekonomian Jepang sedang berada dalam tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?
Pelaku pasar mengapresiasi jalannya negosiasi dagang AS-China yang sejauh ini memberikan kelegaan bagi mereka. Pada hari ini, negosiasi dagang tingkat wakil menteri yang digelar di Beijing akan berakhir, setelah dimulai sejak hari Senin.
Pada hari Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri dijadwalkan digelar, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Teranyar, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung. Bahkan, Trump menyebut bahwa periode gencatan senjata yang akan berakhir pada 1 Maret bisa diperpanjang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Di sisi lain, penguatan bursa saham Asia dibatasi oleh rilis data ekonomi Jepang yang mengecewakan. Pada hari ini, inflasi di tingkat produsen periode Januari 2019 diumumkan sebesar 0,6% YoY, di bawah konsensus yang sebesar 1,1% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Capaian pada bulan Januari juga lebih rendah dari capaian bulan Desember yang sebesar 1,5% YoY.
Lemahnya inflasi di tingkat produsen mengindikasikan bahwa perekonomian Jepang sedang berada dalam tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular