Rupiah McQueen YaQueen di Zona Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 February 2019 09:18
Investor Nantikan Data Neraca Pembayaran
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Bank Indonesia (BI) memperkirakan NPI kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit transaksi berjalan (current account deficit) masih cukup lebar di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 


Artinya, pasokan devisa yang berjangka panjang dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa masih seret. Padahal ini adalah fundamental penting yang menyokong rupiah, dibandingkan arus modal portofolio alias hot money yang bisa datang dan pergi sesuka hati. 

Dengan kondisi fundamental yang agak rentan, rupiah pun ikut rawan terdepresiasi. Investor tentu menjadi berpikir ulang untuk mengoleksi aset-aset berbasis rupiah, karena nilainya berisiko turun pada kemudian hari.

Sikap ini dicerminkan dengan minggatnya investor asing dari pasar saham Indonesia. Pada pukul 09:09 WIB, investor asing membukukan jual bersih Rp 30,54 miliar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,51%. 


Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun naik 7 basis poin. Kenaikan yield menandakan harga instrumen ini sedang turun karena berkurangnya minat investor, atau bahkan terjadi aksi jual. 

Tanpa sokongan arus modal di pasar keuangan, rupiah pun kekurangan 'darah'. Apalagi pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa pun diperkirakan lesu. Meminjam slogan pasangan 'capres-cawapres' Nurhadi-Aldo, rupiah McQueen YaQueen di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular