
Istana: Ombak Tinggi Mampu Dilalui, Ekonomi RI Kuat
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 February 2019 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 tumbuh cukup menggembirakan. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,17% di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.
"Ombak tinggi ekonomi berhasil dilalui dengan mengesankan," kata Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika, Kamis (7/2/2019).
Erani memandang, Indonesia patut bersyukur geliat ekonomi masih mampu tumbuh stabil di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, terutama yang bersumber dari perekonomian Amerika Serikat (AS).
Belum lagi, kenaikan harga minyak yang secara tidak langsung menghantam nilai tukar rupiah. Istana melihat, capaian ini merupakan suatu prestasi pemerintah.
"Kenapa? Paling pokok ekonomi global sudah melambat sejak 2011. Tentu kondisi tersebut memengaruhi performa ekonomi Indonesia," jelasnya.
Apalagi, sambungnya, gejolak ketidakpastian global membuat pertumbuhan ekonomi di negara kawasan menurun. Namun, tidak bagi Indonesia yang perlahan merangkak naik.
"Ekonomi Malaysia misalnya, hanya tumbuh 4,4% pada kuartal IV-2018, di mana pada 2015 tumbuh 5,1%. Pada saat bersamaan, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia justru naik," kata Erani.
"Dari 4,88% pada 2015, menjadi 5,17% pada 2018. Jadi, kita terbang saat negara lain menukik turun," tegasnya.
Erani menegaskan, selain memperoleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat, pemerintah juga berhasil mengurangi 3 masalah ekonomi yang mematikan yakni kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
"Ini pencapaian yang tidak pernah diperoleh sepanjang satu dekade sebelum tahun 2015. Bahkan, angka kemiskinan menjadi sejarah karena mencapai level terendah sejak Indonesia merdeka," katanya.
(dru) Next Article Awas, Indonesia Bisa Masuk Jurang Resesi!
"Ombak tinggi ekonomi berhasil dilalui dengan mengesankan," kata Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika, Kamis (7/2/2019).
Erani memandang, Indonesia patut bersyukur geliat ekonomi masih mampu tumbuh stabil di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, terutama yang bersumber dari perekonomian Amerika Serikat (AS).
"Kenapa? Paling pokok ekonomi global sudah melambat sejak 2011. Tentu kondisi tersebut memengaruhi performa ekonomi Indonesia," jelasnya.
Apalagi, sambungnya, gejolak ketidakpastian global membuat pertumbuhan ekonomi di negara kawasan menurun. Namun, tidak bagi Indonesia yang perlahan merangkak naik.
"Ekonomi Malaysia misalnya, hanya tumbuh 4,4% pada kuartal IV-2018, di mana pada 2015 tumbuh 5,1%. Pada saat bersamaan, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia justru naik," kata Erani.
"Dari 4,88% pada 2015, menjadi 5,17% pada 2018. Jadi, kita terbang saat negara lain menukik turun," tegasnya.
Erani menegaskan, selain memperoleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat, pemerintah juga berhasil mengurangi 3 masalah ekonomi yang mematikan yakni kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
"Ini pencapaian yang tidak pernah diperoleh sepanjang satu dekade sebelum tahun 2015. Bahkan, angka kemiskinan menjadi sejarah karena mencapai level terendah sejak Indonesia merdeka," katanya.
(dru) Next Article Awas, Indonesia Bisa Masuk Jurang Resesi!
Most Popular