
Rupiah Mejan di Kurs Acuan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 February 2019 10:38

Sementara dari sisi eksternal, rupiah dan sebagian mata uang Asia tidak mampu melawan keperkasaan dolar AS yang memang sedang menguat secara global. Pada pukul 10:17 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,04%.
Dalam sepekan terakhir, indeks ini menguat sampai 0,89%. Bahkan sejak awal tahun, Dollar Index sudah positif 0,26%.
Kekuatan dolar AS hari ini hadir dari rilis data neraca perdagangan yang pada November 2018 mencatat defisit US$ 49,3 miliar. Lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang minus US$ 55,7 miliar. Defisit neraca perdagangan November 2018 menjadi yang terendah dalam 5 bulan.
Ada harapan neraca perdagangan AS bisa membaik ke depannya, apalagi kalau damai dagang dengan China benar-benar terwujud. Ekspor AS bisa meningkat dan defisit bisa ditekan.
Pasokan valas dan permintaan dolar AS akan meningkat seiring membaiknya ekspor Negeri Paman Sam. Artinya, dolar AS akan punya dasar untuk menguat.
Selain itu, investor tampaknya masih menaruh kepercayaan terhadap dolar AS. Mengutip Reuters, investor justru menambah posisi jangka panjang mereka di mata uang Negeri Paman Sam. Artinya, pelaku pasar masih percaya terhadap dolar AS.
Pada pekan terakhir 2018, posisi jangka panjang di dolar AS mencapai US$ 32,48 miliar. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu US$ 29,72 miliar.
Sepertinya investor masih ragu terhadap prospek perekonomian di Asia, Eropa, dan wilayah lainnya. Potensi perlambatan ekonomi di China dan Zona Euro membuat pemilik modal masih berhasrat untuk memegang dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dalam sepekan terakhir, indeks ini menguat sampai 0,89%. Bahkan sejak awal tahun, Dollar Index sudah positif 0,26%.
Ada harapan neraca perdagangan AS bisa membaik ke depannya, apalagi kalau damai dagang dengan China benar-benar terwujud. Ekspor AS bisa meningkat dan defisit bisa ditekan.
Pasokan valas dan permintaan dolar AS akan meningkat seiring membaiknya ekspor Negeri Paman Sam. Artinya, dolar AS akan punya dasar untuk menguat.
Selain itu, investor tampaknya masih menaruh kepercayaan terhadap dolar AS. Mengutip Reuters, investor justru menambah posisi jangka panjang mereka di mata uang Negeri Paman Sam. Artinya, pelaku pasar masih percaya terhadap dolar AS.
Pada pekan terakhir 2018, posisi jangka panjang di dolar AS mencapai US$ 32,48 miliar. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu US$ 29,72 miliar.
Sepertinya investor masih ragu terhadap prospek perekonomian di Asia, Eropa, dan wilayah lainnya. Potensi perlambatan ekonomi di China dan Zona Euro membuat pemilik modal masih berhasrat untuk memegang dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular