Rupiah Menguat Sih, Tapi Tak Lagi Nomor 1 di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 February 2019 16:37
Data Pertumbuhan Ekonomi dan Harga Minyak Topang Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Arie Pratama)
Rilis data pertumbuhan ekonomi benar-benar menjadi obat yang cespleng buat rupiah. Pertumbuhan ekonomi 2018 tercatat 5,17%. sedikit di atas konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu 5,15%. 


Memang pencapaian itu di bawah asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu 5,4%. Apalagi dibandingkan dengan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kampanye yaitu membuat pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7%. 

Namun pertumbuhan ekonomi 2018 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,07%. Ini juga menjadi pertumbuhan ekonomi terbaik pada masa kepemimpinan Jokowi. 

Berbekal data ini, investor semakin yakin untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 138,59 miliar yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam 1.02%. 

Sedangkan di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 5,3 basis poin. Penurunan yield mencerminkan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan. 

Investor tambah yakin untuk memburu rupiah karena koreksi harga minyak. Pada pukul 16:25 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,74% dan light sweet berkurang 0,8%. Dalam sepekan terakhir, harga brent turun 0,31% dan light sweet anjlok 1,85%. 

Penurunan harga minyak adalah berkah buat rupiah. Sebab, Indonesia bisa menghemat devisa yang dipakai untuk mengimpor komoditas ini karena harganya kini lebih murah. 

Artinya, neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan terbantu. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 masih di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada kuartal I-2019, defisitnya diperkirakan mengecil menjadi di bawah 3% PDB. 

Fundamental penyokong rupiah menjadi lebih kuat sehingga ruang apresiasi menjadi terbuka. Investor pun akan lebih senang mengoleksi rupiah, karena ada harapan nilainya bakal menguat. Investor mana yang tidak bahagia kalau nilai asetnya naik?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular