
Harga Batu Bara Fluktuatif, Saham UNTR Masih Diburu Asing
Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 February 2019 15:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (6/2/2019) sempat menyentuh posisi kenaikan tertinggi hingga 2% di level Rp 26.675/saham dan menjadi salah satu top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data BEI menunjukkan, investor asing memborong saham anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini senilai Rp 21,19 miliar dalam sehari ini. Dalam sepekan terakhir, saham UNTR naik 4% kendati dalam sebulan terakhir minus 3%.
Mandiri Sekuritas dalam risetnya, menyebutkan bahwa kinerja UNTR sepanjang tahun ini akan dihantui dengan adanya potensi risiko dari penjualan alat berat yang melambat akibat tekanan harga batu bara kalori rendah.
Meski demikian, belum lama ini harga batu bara mulai pulih dan menjadi katalis jangka pendek untuk perusahaan alat berat ini.
Menurut Mandiri Sekuritas, tak bergairahnya harga batu bara global, ditambah dengan langkah produsen batu bara yang juga masih wait and see, mendorong UNTR merevisi target penjualan alat beratnya.
Target sebelumnya dipatok sebanyak 4.900-5.000 unit sepanjang 2019, tapi kemudian dipangkas menjadi menjadi 4.000 unit saja.
Perusahaan juga tak mematok tinggi target penjualan spare parts dan servis, dan hanya menetapkan target stagnan alias sama dengan perolehan tahun lalu.
Dari segi anak usaha di bidang kontraktor pertambangan yakni PT Pamapersada Nusantara, produksi batu bara ditargetkan sebanyak 126 juta ton dengan stripping ratio (SR) di level 7,8 kali. SR adalah perbandingan antara volume masa batuan yang dibongkar, dengan batu bara yang diambil.
Target ini sama dengan target yang dipatok perusahaan untuk tahun lalu. Sementara itu, untuk mengakali harga jual batu bara yang rendah, perusahaan memiliki dua langkah yakni mempertahankan SR pada 7,8 kali atau menguranginya menjadi 7,5 kali.
(tas) Next Article Video: Waspada Saham Siklikal, Kinerja UNTR Sudah di Pucuk?
Data BEI menunjukkan, investor asing memborong saham anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini senilai Rp 21,19 miliar dalam sehari ini. Dalam sepekan terakhir, saham UNTR naik 4% kendati dalam sebulan terakhir minus 3%.
Mandiri Sekuritas dalam risetnya, menyebutkan bahwa kinerja UNTR sepanjang tahun ini akan dihantui dengan adanya potensi risiko dari penjualan alat berat yang melambat akibat tekanan harga batu bara kalori rendah.
Menurut Mandiri Sekuritas, tak bergairahnya harga batu bara global, ditambah dengan langkah produsen batu bara yang juga masih wait and see, mendorong UNTR merevisi target penjualan alat beratnya.
Target sebelumnya dipatok sebanyak 4.900-5.000 unit sepanjang 2019, tapi kemudian dipangkas menjadi menjadi 4.000 unit saja.
Dari segi anak usaha di bidang kontraktor pertambangan yakni PT Pamapersada Nusantara, produksi batu bara ditargetkan sebanyak 126 juta ton dengan stripping ratio (SR) di level 7,8 kali. SR adalah perbandingan antara volume masa batuan yang dibongkar, dengan batu bara yang diambil.
Target ini sama dengan target yang dipatok perusahaan untuk tahun lalu. Sementara itu, untuk mengakali harga jual batu bara yang rendah, perusahaan memiliki dua langkah yakni mempertahankan SR pada 7,8 kali atau menguranginya menjadi 7,5 kali.
Dari segi bisnis pertambangan batu bara, UNTR dinilai unggul di bidang produksi batu bara kalori tinggi lantaran harga jual yang tinggi. Adapun untuk tambang emas barunya, tahun ini diperkirakan
bisa berkontribusi 12% atas laba bersih perusahaan.
Sebagai catatan, Tim RisetCNBC Indonesia mencatat, harga batu bara untuk kontrak Februari di pasarNewcastle pada penutupan perdagangan 5 Februari lalu menguat tipis sebesar 0,1% kelevel US$ 98,3/metrik ton.
Penguatan harga batu bara terjadi setelah sebelumnya ditutup melemah 0,15% pada perdagangan Senin (4/2). Selama sepekan, harga batu bara sudah turun sebesar 0,91% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun sudah tergerus 3,7%.
bisa berkontribusi 12% atas laba bersih perusahaan.
Sebagai catatan, Tim RisetCNBC Indonesia mencatat, harga batu bara untuk kontrak Februari di pasarNewcastle pada penutupan perdagangan 5 Februari lalu menguat tipis sebesar 0,1% kelevel US$ 98,3/metrik ton.
Penguatan harga batu bara terjadi setelah sebelumnya ditutup melemah 0,15% pada perdagangan Senin (4/2). Selama sepekan, harga batu bara sudah turun sebesar 0,91% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun sudah tergerus 3,7%.
(tas) Next Article Video: Waspada Saham Siklikal, Kinerja UNTR Sudah di Pucuk?
Most Popular