
Mukjizat Biogas, Bisa Kurangi Impor LPG dan Emisi Karbon RI
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 February 2019 15:08

Mengutip Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, republik ini mengimpor 70% dari konsumsi gas liquefied petroleum gas (LPG) yang mencapai 7,3 juta metrik ton per tahun—setara dengan 3 juta meter kubik.
Artinya, setiap tahun Pertamina mengimpor gas LPG sebanyak 5,11 juta metrik ton, atau setara dengan 2,12 juta meter kubik gas. Apakah Indonesia bisa menghasilkan biogas dengan kapasitas total sebanyak itu? Ternyata bisa.
Populasi sapi potong Indonesia, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2018, mencapai 17,05 juta ekor sedangkan populasi sapi perah sebanyak 550.141 ekor. Sentra peternakan sapi ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
Mengutip Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (2007), setiap ekor sapi muda menghasilkan kotoran 15-30 kg/hari. Dengan memakai nilai median 20 kg, maka 17,6 juta sapi di Indonesia menghasilkan kotoran sebanyak 352.000 ton/hari.
Menurut Dandi, reaktor biogas terkecil berkapasitas pengolahan 1 meter kubik membutuhkan pasokan kotoran sapi sebanyak 10 kilogram per hari. Dengan kata lain, sapi Indonesia bisa memasok 35,2 juta unit reaktor berkapasitas ini.
Mengacu pada data Kementerian Pertanian, yang menunjukkan bahwa gas yang diproduksi 1 meter kubik reaktor biogas setara dengan 0,46 kilogram gas LPG per hari, maka 35,2 juta reaktor biogas itu memproduksi 14,08 miliar liter biogas per hari.
Jika disetahunkan, angkanya setara dengan 5.139,2 miliar liter per tahun atau setara dengan 5,91 juta meter kubik. Bandingkan dengan konsumsi nasional LPG per tahun yang hanya separuhnya atau 3 juta meter kubik!
Artinya, biogas dari kotoran sapi yang ada sekarang di negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan gas untuk memasak bagi penduduk Indonesia setiap tahunnya. Dan, bahkan surplus sebesar 99% sehingga bisa diekspor ke negara tetangga.
NEXT
(ags/gus)
Artinya, setiap tahun Pertamina mengimpor gas LPG sebanyak 5,11 juta metrik ton, atau setara dengan 2,12 juta meter kubik gas. Apakah Indonesia bisa menghasilkan biogas dengan kapasitas total sebanyak itu? Ternyata bisa.
Populasi sapi potong Indonesia, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2018, mencapai 17,05 juta ekor sedangkan populasi sapi perah sebanyak 550.141 ekor. Sentra peternakan sapi ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
Mengutip Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (2007), setiap ekor sapi muda menghasilkan kotoran 15-30 kg/hari. Dengan memakai nilai median 20 kg, maka 17,6 juta sapi di Indonesia menghasilkan kotoran sebanyak 352.000 ton/hari.
Menurut Dandi, reaktor biogas terkecil berkapasitas pengolahan 1 meter kubik membutuhkan pasokan kotoran sapi sebanyak 10 kilogram per hari. Dengan kata lain, sapi Indonesia bisa memasok 35,2 juta unit reaktor berkapasitas ini.
![]() |
Mengacu pada data Kementerian Pertanian, yang menunjukkan bahwa gas yang diproduksi 1 meter kubik reaktor biogas setara dengan 0,46 kilogram gas LPG per hari, maka 35,2 juta reaktor biogas itu memproduksi 14,08 miliar liter biogas per hari.
Jika disetahunkan, angkanya setara dengan 5.139,2 miliar liter per tahun atau setara dengan 5,91 juta meter kubik. Bandingkan dengan konsumsi nasional LPG per tahun yang hanya separuhnya atau 3 juta meter kubik!
Artinya, biogas dari kotoran sapi yang ada sekarang di negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan gas untuk memasak bagi penduduk Indonesia setiap tahunnya. Dan, bahkan surplus sebesar 99% sehingga bisa diekspor ke negara tetangga.
NEXT
(ags/gus)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular