
Diminta Mendag Buka Pabrik di Rusia, Ini Jawaban Mayora
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 February 2019 12:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta PT Mayora Indah Tbk (MYOR) untuk membuka pabrik di Rusia setelah produk-produknya terbukti diterima oleh pasar Negara Beruang Merah itu.
Pembangunan pabrik tersebut, tuturnya, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekspor produk-produk manufaktur sehingga neraca perdagangan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor komoditas, seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan hasil-hasil tambang.
"Saya akan dorong Mayora bikin pabrik. Kita juga minta bantuan Ibu Dubes agar Sukhoi juga membuat pabrik di Indonesia," kata Enggar dalam acara peringatan masuknya produk Mayora ke pasar Rusia di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Turut hadir dalam acara itu Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dan Direktur Utama Mayora Andre Sukendra Atmadja.
Andre segera menanggapi permintaan sang menteri.
"[Mendirikan pabrik di Rusia] memungkinkan tapi harus mencapai target dulu," ujarnya.
"Meski ada 1.000 kontainer produk yang sudah dikirim saat ini, tapi itu masih terlalu kecil. Target tahun 2019, [Mayora mengirimkan] 2.000 kontainer, terutama karena ada produk baru dan varian baru," tambahnya.
Ia yakin target pengiriman 2.000 kontainer itu akan tercapai menyusul peluncuran varian baru produk Torabika yang menjadi andalan perseroan. Nilai pengiriman tersebut akan mencapai sekitar US$40 juta (Rp 556,8 miliar), kata Andre.
"Pengembangan ekspor akan ke beberapa negara Eropa. Produk-produk kita juga mulai masuk ke negara-negara tetangga Rusia, kemudian negara-negara Afrika," jelasnya.
"Kita masih tertinggal sedikit, tapi sekarang mulai mengejar masuki negara-negara di Afrika."
Simak video mengenai nasib industri sawit berikut ini.
(prm/prm) Next Article Demi Ekonomi RI, Mendag Dorong Mayora Buka Pabrik di Rusia
Pembangunan pabrik tersebut, tuturnya, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekspor produk-produk manufaktur sehingga neraca perdagangan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor komoditas, seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan hasil-hasil tambang.
"Saya akan dorong Mayora bikin pabrik. Kita juga minta bantuan Ibu Dubes agar Sukhoi juga membuat pabrik di Indonesia," kata Enggar dalam acara peringatan masuknya produk Mayora ke pasar Rusia di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Andre segera menanggapi permintaan sang menteri.
![]() |
"[Mendirikan pabrik di Rusia] memungkinkan tapi harus mencapai target dulu," ujarnya.
"Meski ada 1.000 kontainer produk yang sudah dikirim saat ini, tapi itu masih terlalu kecil. Target tahun 2019, [Mayora mengirimkan] 2.000 kontainer, terutama karena ada produk baru dan varian baru," tambahnya.
Ia yakin target pengiriman 2.000 kontainer itu akan tercapai menyusul peluncuran varian baru produk Torabika yang menjadi andalan perseroan. Nilai pengiriman tersebut akan mencapai sekitar US$40 juta (Rp 556,8 miliar), kata Andre.
"Pengembangan ekspor akan ke beberapa negara Eropa. Produk-produk kita juga mulai masuk ke negara-negara tetangga Rusia, kemudian negara-negara Afrika," jelasnya.
"Kita masih tertinggal sedikit, tapi sekarang mulai mengejar masuki negara-negara di Afrika."
Simak video mengenai nasib industri sawit berikut ini.
(prm/prm) Next Article Demi Ekonomi RI, Mendag Dorong Mayora Buka Pabrik di Rusia
Most Popular