
Sentimen Eksternal Kurang Mendukung, IHSG Melemah 0,57%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 February 2019 12:51

Kuatnya data tenaga kerja AS yang sempat memantik aksi beli di pasar saham tanah air pada akhirnya justru menjadi bumerang. Pada hari Jumat (1/2/2019), penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian di AS untuk periode Januari 2019 diumumkan sebanyak 304.000, jauh mengungguli ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Lantas, timbul persepsi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 3 Februari 2019, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah sebesar 4,2%.
Memang masih kecil, namun probabilitas sebesar 4,2% tersebut merupakan kenaikan dari posisi 1 Februari yang sebesar 0%.
Lantas, dolar AS menjadi mendapatkan bensin untuk menguat. Hingga siang hari, indeks dolar AS melejit sebesar 0,39%. Di sisi lain, rupiah melemah 0,39% di pasar spot ke level Rp 13.990/dolar AS.
Pelemahan rupiah kemudian dijadikan justifikasi oleh investor asing untuk melakukan aksi ambil untung. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 84,6 miliar.
Maklum jika investor asing memilih untuk melakukan ambil untung. Sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Jumat), IHSG telah melejit sebesar 5,56% dan investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 14,5 triliun.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 58,7 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 54,8 miliar), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 8,3 miliar), PT Sarana Menara Nusantara Tbk/TOWR (Rp 8,2 miliar), dan PT Pakuwon Jati Tbk/PWON (Rp 7 miliar). (ank/ank)
Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Lantas, timbul persepsi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 3 Februari 2019, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah sebesar 4,2%.
Lantas, dolar AS menjadi mendapatkan bensin untuk menguat. Hingga siang hari, indeks dolar AS melejit sebesar 0,39%. Di sisi lain, rupiah melemah 0,39% di pasar spot ke level Rp 13.990/dolar AS.
Pelemahan rupiah kemudian dijadikan justifikasi oleh investor asing untuk melakukan aksi ambil untung. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 84,6 miliar.
Maklum jika investor asing memilih untuk melakukan ambil untung. Sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Jumat), IHSG telah melejit sebesar 5,56% dan investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 14,5 triliun.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 58,7 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 54,8 miliar), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 8,3 miliar), PT Sarana Menara Nusantara Tbk/TOWR (Rp 8,2 miliar), dan PT Pakuwon Jati Tbk/PWON (Rp 7 miliar). (ank/ank)
Next Page
Perang Dagang AS-China akan Tereskalasi?
Pages
Most Popular