
Gara-gara China Libur, Rupiah Jadi Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 February 2019 12:30

Tidak cuma di Asia, dolar AS juga semakin mantap menguat secara global. Pada pukul 12:15 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,14%.
Pijakan bagi penguatan dolar AS adalah rilis data ketenagakerjaan. Pada Januari 2019, penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam mencapai 304.000. Ini menjadi angka tertinggi sejak Februari tahun lalu dan jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan tambahan 165.000.
Perekonomian AS selalu berhasil menciptakan lapangan kerja tambahan dalam 100 bulan terakhir. Ini menggambarkan perekonomian AS tetap menggeliat, masih bisa tumbuh kuat meski memang ada perlambatan.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar kembali meyakini bahwa The Federal Reserves/The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan pada 2019, meski tidak seagresif tahun sebelumnya. Masih ada peluang Jerome 'Jay' Powell menaikkan suku bunga acuan setidaknya dua kali menuju target median 2,8% pada akhir tahun.
Dilandasi potensi kenaikan Federal Funds Rate, dolar AS menemukan kembali keperkasaannya. Kenaikan suku bunga akan membuat berinvestasi di dolar AS menguntungkan, karena ekspektasi inflasi akan terjangkar sehingga nilai mata uang tidak tergerus.
Tekanan eksternal (ditambah faktor domestik) ini menyebabkan rupiah begitu terpukul dan menjadi mata uang terlemah di Asia. Mengawali hari sebagai juara Asia, rupiah kini harus rela berada di zona degradasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pijakan bagi penguatan dolar AS adalah rilis data ketenagakerjaan. Pada Januari 2019, penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam mencapai 304.000. Ini menjadi angka tertinggi sejak Februari tahun lalu dan jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan tambahan 165.000.
Perekonomian AS selalu berhasil menciptakan lapangan kerja tambahan dalam 100 bulan terakhir. Ini menggambarkan perekonomian AS tetap menggeliat, masih bisa tumbuh kuat meski memang ada perlambatan.
Dilandasi potensi kenaikan Federal Funds Rate, dolar AS menemukan kembali keperkasaannya. Kenaikan suku bunga akan membuat berinvestasi di dolar AS menguntungkan, karena ekspektasi inflasi akan terjangkar sehingga nilai mata uang tidak tergerus.
Tekanan eksternal (ditambah faktor domestik) ini menyebabkan rupiah begitu terpukul dan menjadi mata uang terlemah di Asia. Mengawali hari sebagai juara Asia, rupiah kini harus rela berada di zona degradasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular