
Antam Target Produksi Emas 2 Ton di 2019
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
01 February 2019 18:35

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Aneka Tambang/ANTAM Tbk (ANTM) akan menambah penjualan emas di 2019 hingga 30 ton. Naik dari volume penjualan emas di 2018 mencapai 27,89 ton. Sedangkan, total volume produksi emas ANTAM stabil sebesar 1,9 ton.
Direktur Utama Antam Arie Ariotedjo menuturkan, di tahun ini pihaknya akan fokus untuk meningkatkan produksi emas, sebab hal ini seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia ANTAM.
Adapun, untuk produksi feronikel, di tahun ini ditargetkan bisa mencapai 30 ribu ton. Produksi tahun lalu tercatat sebesar 24,86 ribu TNi. Hal ini, lanjut Arie, didorong karena selesainya smelter ANTAM di Halmahera.
"Selesainya Juli, makanya itu sebab feronikel targetnya naik. Kapasitasnya 13.500 ton," tambah Arie
"Untuk Ore semoga bisa lebih baik dari tahun lalu. Kami sedang menunggu izin ekspor Ore kami," pungkas Arie.
Sebagai informasi, penjualan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk selama 2018 meningkat 99% menjadi Rp 25,22 triliun. Penyumbang terbesar adalah penjualan emas, yang berkontribusi 66% atau Rp 16,69 triliun. Jika ditambah dengan perak menjadi Rp 16,98 triliun.
ANTAM juga mencatatkan volume produksi unaudited feronikel sebesar 24.868 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 14% dari capaian tahun 2017 sebesar 21.762 TNi.
Penjualan unaudited feronikel pada tahun 2018 mencapai 24.135 TNi, tumbuh 10% dibandingkan 2017 sebesar 21.878 TNi. Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel ANTAM di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun.
Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan capaian produksi & penjualan feronikel dan penjualan emas terbesar sepanjang sejarah ini memicu perusahaan untuk terus ekspansi.
"Kami percaya fundamental Perusahaan akan semakin solid di tahun 2019 dengan ditopang peningkatan kinerja operasi, upaya penghematan biaya serta inovasi dalam penciptaan nilai tambah komoditas Antam," ujarnya, Rabu (23/1/2019).
Untuk komoditas bijih nikel, tercatat volume produksi unaudited sebesar 9,31 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 67% dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar 5,57 juta wmt.
ANTAM memproduksi bijih nikel untuk kebutuhan bahan baku pabrik feronikel perusahaan, serta untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor. Volume penjualan unaudited bijih nikel tercatat sebesar 6,29 juta wmt, atau naik sigifikan 114% dibandingkan dengan total volume penjualan tahun 2017 sebesar 2,93 juta wmt.
Pada 2018, komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerja operasional ANTAM. Capaian produksi unaudited bijih bauksit pada tahun 2018 tercatat sebesar 1,10 juta wmt, naik sebesar 70% dibandingkan capaian produksi tahun 2017 sebesar 648 ribu wmt. Sedangkan untuk total volume penjualan unaudited bijih nikel tercatat sebesar 965 ribu wmt atau naik 15% dari capaian penjualan tahun 2017 sebesar 838 ribu.
(gus) Next Article Sempat Rugi, Semester I-2018 Antam Cetak Laba Rp 344 M
Direktur Utama Antam Arie Ariotedjo menuturkan, di tahun ini pihaknya akan fokus untuk meningkatkan produksi emas, sebab hal ini seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia ANTAM.
"Selesainya Juli, makanya itu sebab feronikel targetnya naik. Kapasitasnya 13.500 ton," tambah Arie
"Untuk Ore semoga bisa lebih baik dari tahun lalu. Kami sedang menunggu izin ekspor Ore kami," pungkas Arie.
Sebagai informasi, penjualan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk selama 2018 meningkat 99% menjadi Rp 25,22 triliun. Penyumbang terbesar adalah penjualan emas, yang berkontribusi 66% atau Rp 16,69 triliun. Jika ditambah dengan perak menjadi Rp 16,98 triliun.
ANTAM juga mencatatkan volume produksi unaudited feronikel sebesar 24.868 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 14% dari capaian tahun 2017 sebesar 21.762 TNi.
Penjualan unaudited feronikel pada tahun 2018 mencapai 24.135 TNi, tumbuh 10% dibandingkan 2017 sebesar 21.878 TNi. Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel ANTAM di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun.
Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan capaian produksi & penjualan feronikel dan penjualan emas terbesar sepanjang sejarah ini memicu perusahaan untuk terus ekspansi.
"Kami percaya fundamental Perusahaan akan semakin solid di tahun 2019 dengan ditopang peningkatan kinerja operasi, upaya penghematan biaya serta inovasi dalam penciptaan nilai tambah komoditas Antam," ujarnya, Rabu (23/1/2019).
Untuk komoditas bijih nikel, tercatat volume produksi unaudited sebesar 9,31 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 67% dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar 5,57 juta wmt.
ANTAM memproduksi bijih nikel untuk kebutuhan bahan baku pabrik feronikel perusahaan, serta untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor. Volume penjualan unaudited bijih nikel tercatat sebesar 6,29 juta wmt, atau naik sigifikan 114% dibandingkan dengan total volume penjualan tahun 2017 sebesar 2,93 juta wmt.
Pada 2018, komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerja operasional ANTAM. Capaian produksi unaudited bijih bauksit pada tahun 2018 tercatat sebesar 1,10 juta wmt, naik sebesar 70% dibandingkan capaian produksi tahun 2017 sebesar 648 ribu wmt. Sedangkan untuk total volume penjualan unaudited bijih nikel tercatat sebesar 965 ribu wmt atau naik 15% dari capaian penjualan tahun 2017 sebesar 838 ribu.
(gus) Next Article Sempat Rugi, Semester I-2018 Antam Cetak Laba Rp 344 M
Most Popular