Rupiah Menguat Nyaris Sendirian, Terima Kasih Investor Asing!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 February 2019 13:44
Eskalasi Perang Dagang Buat Dolar AS Jadi Primadona
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat dolar AS selaku safe haven laris manis. Pada hari Rabu dan Kamis, AS dan China menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi yang melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Perdana Menteri China Liu He, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang, dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

Walaupun disebut berlangsung baik oleh Presiden AS Donald Trump, ternyata belakangan terungkap bahwa hasil negosiasi dagang yang digelar di Washington tersebut tak bagus-bagus amat.

Executive Vice President and Head of International Affairs dari U.S. Chamber of Commerce Myron Brilliant mengatakan bahwa masih ada perbedaan-perbedaan yang signifikan di antara kedua belah pihak seiring dengan tidak adanya proposal baru dari China untuk memenuhi tuntutan AS yakni mengakhiri transfer teknologi secara paksa, subsidi pemerintah untuk sektor industri yang besar, serta undang-undang yang mendiskriminasi perusahaan asal AS terkait digital trade.

Padahal, China diketahui China tengah bergerak cepat guna meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang akan melarang transfer teknologi secara paksa dan intervensi pemerintah secara ilegal terhadap perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Negeri Panda.

Xinhua News melaporkan bahwa pemungutan suara terhadap RUU tersebut akan dilakukan pada bulan Maret, seperti dikutip dari Reuters. RUU tersebut pada awalnya diperkenalkan pada 23 Desember 2018 dan biasanya memakan waktu satu tahun atau lebih untuk bisa diloloskan.

Pemungutan suara atas RUU tersebut dipercepat pasca National People’s Congress (NPC) Standing Committee menggelar rapat khusus selama 2 hari pada pekan ini untuk melakukan tinjauan yang kedua terhadap RUU tersebut.

Nampaknya, langkah yang diambil pemerintah China dianggap belum cukup oleh AS.

Lantas, perang dagang menjadi mungkin untuk tereskalasi. Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%, jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga periode gencatan senjata berakhir (1 Maret).

Eskalasi perang dagang bisa benar-benar terjadi jika pertemuan antara Trump dengan Presiden China Xi Jinping tak membuahkan hasil yang manis. Kabarnya, pertemuan antar kedua pimpinan negara akan digelar pada akhir Februari pasca Trump melakukan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular