Analisis Teknikal

Rupiah Terbang Lebih Tinggi dari IHSG, ke Mana Selanjutnya?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
31 January 2019 14:04
Rupiah kembali bangkit dari pelemahan dan berganti menekan dolar Amerika Serikat (AS).
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali bangkit dari pelemahan dan berganti menekan dolar Amerika Serikat (AS). Penguatannya bahkan melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 0,89% pada penutupan sesi satu, Kamis (31/1/2019).

Hingga pukul pukul 13:00 WIB, US$1 dibanderol Rp 13.955. Rupiah menguat 1,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.


Mata uang garuda yang sempat nyaman bergerak pada level Rp 14.000 - Rp 14.200 per dolar AS saat ini mulai memasuki babak baru di bawah Rp 14.000 per dolar AS. Sentimen utama datang dari The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC), yang menahan suku bunga acuannya di 2,25-2,5% atau median 2,375%, sesuai ekspektasi pasar.

The Fed juga mengeluarkan pernyataan bernada dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.

Secara teknikal, rupiah kembali merebut dominasi penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini terlihat dari pergerakan rupiah yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).

Sumber: Refinitiv

Sejak awal tahun tren pergerakan rupiah masih cenderung menguat. Hal ini tercermin dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang bergerak turun (downtrend). Rupiah berpotensi menuju level Rp 13.800 sebagai penghalang penguatan terdekatnya (resistance level)

Sentimen lainnya yang turut mengerek kenaikan rupiah yaitu dialog dagang AS-China yang tengah berlangsung di Washington. Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara di meja seberangnya dikomandoi oleh Kepala Perwakilan Dagang yakni Robert Lighthizer.


Untuk memperbaiki hubungan dengan dengan Washington, Beijing juga siap melakukan reformasi. Seperti diberitakan kantor berita Xinhua, mengutip Reuters, parlemen China akan membahas aturan yang melarang pemaksaan transfer teknologi dan intervensi pemerintah yang ilegal terhadap investasi dari luar negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/prm) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular