Fakta dan Penyebab Kenapa Rupiah Bisa ke Rp 13.000-an per US$

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
31 January 2019 13:03
Nilai rupiah terhadap dolar AS mencapai level terkuatnya sejak Juni 2018. Dolar AS mampu didorong ke bawah Rp 14.000.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai rupiah terhadap dolar AS mencapai level terkuatnya sejak Juni 2018. Dolar AS mampu didorong ke bawah Rp 14.000.

Pada Kamis (31/1/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.980/US$.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menegaskan bank sentral tetap memberikan ruang penguatan bagi Rupiah meski sudah tembus Rp 14.000/US$.

"Rupiah menguat tajam ditopang pelepasan valas oleh investor asing dan perbankan," kata Nanang kepada CNBC Indonesia, Kamis (31/1/2019).

"Pelepasan valas oleh investor asing dipengaruhi hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS (FOMC) yang memutuskan tidak merubah Fed Fund Rate [bunga acuan AS] dengan statement yang dovish," katanya.

Ditambahkan Nanang, The Fed akan bersabar dalam membuat keputusan perubahan FFR ke depan dan mengindikasikan kemungkinan memperlambat proses normalisasi neraca Fed.

"Hal tersebut membuat implied probability kenaikan FFR hingga Desember tahun ini kembali turun sementara implied probability penurunan FFR di akhir tahun naik menjadi 22%," jelasnya.

Bahkan dijelaskan Nanang, arus modal masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sampai siang ini sudah mencapai Rp 2 triliun.

"Bank Indonesia tetap akan membiarkan Rupiah berlanjut menguat di bawah Rp 14.000/US$ karena Rupiah masih undervalued, sekaligus untuk memperkuat confidence terhadap Indonesia," imbuh Nanang.





(dru) Next Article "The Mighty" Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular