
Harga Minyak Naik Lagi, Kali ini Berkat Arab Saudi
Taufan Adharsyah & Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
31 January 2019 13:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini (31/1/2019) harga minyak kembali memiliki energi untuk naik.
Hingga pukul 13:15 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak Maret naik sebesar 0,86% ke posisi US$ 62,18/barel, setelah menguat 0,54% kemarin (20/1/2019).
Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak Maret menguat 0,63% ke level US$ 54,57/barel, setelah ditutup naik 1,73% pada perdagangan kemarin.
Secara mingguan, harga minyak tercatat menguat sekitar 2,2% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun 2019 harga emas hitam ini sudah naik sekitar 15,2%.
Naiknya harga minyak sejak kemarin malam dipengaruhi oleh rilis data pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Energy Information Edministration (EIA) yang memperlihatkan kenaikan cadangan minyak sebesar 919.000 barel. Jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada perkiraan analis yang sebesar 3,2 juta barel, mengutip Reuters.
Selain itu cadangan bensin minggu lalu juga berkurang 2,2 juta barel, dimana sebelumnya diprediksi akan naik 1,9 juta barel.
Ditambah lagi, data yang dirilis EIA juga menunjukkan volume impor minyak AS dari Arab Saudi pada minggu lalu terpangkas lebih dari setengahnya menjadi hanya sebesar 442.000 barel/hari, dibandingkan minggu sebelumnya yang sebesar 970.000 barel/hari.
Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan produksi minyak yang telah direncanakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama sekutunya sudah mulai mempengaruhi rantai pasokan minyak dunia.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, OPEC bersama Rusia dan sekutu lainnya telah bersepakat untuk mengurangi produksi minyak hingga 1,2 juta barel/hari mulai Januari 2019.
DI sisi lain, sepertinya hingga kemarin Venezuela masih belum bisa mengekspor hasil minyaknya dalam kapasitas yang biasanya akibat sanksi dari (AS). Hari rabu kemarin, Venezuela memiliki 25 kapal tanker yang berisi hampir 18 juta barel minyak mentah, yang masih menunggu perintah pengiriman. Dengan terganggunya pasokan minyak dunia, harga minyak kembali memiliki energi untuk terus menanjak.
Namun demikian, tekanan masih kuat membebani harga minyak karena produksi minyak AS yang terus melonjak.
Minggu lalu, perusahaan energi Baker Huges menyebutkan bahwa jumlah rig minyak di AS bertambah 10 unit, yang merupakan peningkatan jumlah yang pertama di tahun 2019. Kabar ini mengindikasikan produksi minyak AS yang masih akan meningkat, menembus rekor yang sekarang (11,9 juta barel/hari).
Sebagai informasi, sejak awal tahun 2018 produksi minyak AS sudah meningkat lebih dari 2 juta barel/hari.
Selain itu prelambatan ekonomi dunia juga menyebabkan pasar khawatir akan berkurangnya permintaan energi dunia. Apalagi bila perundingan dagang AS-China yang dijadwalkan berlangsung pada 30-31 Januari belum bisa menghasilkan kesepakatan apapun.
Bisa-bisa ekonomi dunia tenggelam lebih dalam, mengingat Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan meningkatkan bea impor barang China senilai US$ 200, dari yang tengah berlaku 10% menjadi 25% apabila tidak ada kesepakatan apapun hingga 1 Maret mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Hingga pukul 13:15 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak Maret naik sebesar 0,86% ke posisi US$ 62,18/barel, setelah menguat 0,54% kemarin (20/1/2019).
Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak Maret menguat 0,63% ke level US$ 54,57/barel, setelah ditutup naik 1,73% pada perdagangan kemarin.
Naiknya harga minyak sejak kemarin malam dipengaruhi oleh rilis data pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Energy Information Edministration (EIA) yang memperlihatkan kenaikan cadangan minyak sebesar 919.000 barel. Jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada perkiraan analis yang sebesar 3,2 juta barel, mengutip Reuters.
Selain itu cadangan bensin minggu lalu juga berkurang 2,2 juta barel, dimana sebelumnya diprediksi akan naik 1,9 juta barel.
Ditambah lagi, data yang dirilis EIA juga menunjukkan volume impor minyak AS dari Arab Saudi pada minggu lalu terpangkas lebih dari setengahnya menjadi hanya sebesar 442.000 barel/hari, dibandingkan minggu sebelumnya yang sebesar 970.000 barel/hari.
Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan produksi minyak yang telah direncanakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama sekutunya sudah mulai mempengaruhi rantai pasokan minyak dunia.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, OPEC bersama Rusia dan sekutu lainnya telah bersepakat untuk mengurangi produksi minyak hingga 1,2 juta barel/hari mulai Januari 2019.
DI sisi lain, sepertinya hingga kemarin Venezuela masih belum bisa mengekspor hasil minyaknya dalam kapasitas yang biasanya akibat sanksi dari (AS). Hari rabu kemarin, Venezuela memiliki 25 kapal tanker yang berisi hampir 18 juta barel minyak mentah, yang masih menunggu perintah pengiriman. Dengan terganggunya pasokan minyak dunia, harga minyak kembali memiliki energi untuk terus menanjak.
Namun demikian, tekanan masih kuat membebani harga minyak karena produksi minyak AS yang terus melonjak.
Minggu lalu, perusahaan energi Baker Huges menyebutkan bahwa jumlah rig minyak di AS bertambah 10 unit, yang merupakan peningkatan jumlah yang pertama di tahun 2019. Kabar ini mengindikasikan produksi minyak AS yang masih akan meningkat, menembus rekor yang sekarang (11,9 juta barel/hari).
Sebagai informasi, sejak awal tahun 2018 produksi minyak AS sudah meningkat lebih dari 2 juta barel/hari.
Selain itu prelambatan ekonomi dunia juga menyebabkan pasar khawatir akan berkurangnya permintaan energi dunia. Apalagi bila perundingan dagang AS-China yang dijadwalkan berlangsung pada 30-31 Januari belum bisa menghasilkan kesepakatan apapun.
Bisa-bisa ekonomi dunia tenggelam lebih dalam, mengingat Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan meningkatkan bea impor barang China senilai US$ 200, dari yang tengah berlaku 10% menjadi 25% apabila tidak ada kesepakatan apapun hingga 1 Maret mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular