Dibuka Turun Tipis, IHSG Kok Sudah ke Zona Hijau?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 January 2019 09:43
Pada pukul 9:35 WIB, IHSG menguat 0,22% ke level 6.472,86.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah tipis 0,07% ke level 6.454,47, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan cepat berbalik ke zona hijau. Pada pukul 9:35 WIB, IHSG menguat 0,22% ke level 6.472,86.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,88%, indeks Shanghai turun 1,05%, indeks Hang Seng turun 0,59%, indeks Straits Times turun 0,6%, dan indeks Kospi turun 0,32%.

Perlambatan ekonomi China (yang berarti perlambatan ekonomi dunia) membuat pelaku pasar melepas instrumen berisiko seperti saham. Kemarin (28/1/2019), laba perusahaan industri di China diumumkan naik sebesar 10,3% pada tahun 2018, anjlok dari capaian tahun 2017 yang sebesar 21%, seperti dilansir dari Trading Economics.

Kemudian, kemarin Caterpillar mengumumkan laba per saham periode kuartal-IV 2018 sebesar US$ 2,55, di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar US$ 2,99.

Perusahaan mengungkapkan adanya penurunan penjualan di kawasan Asia-Pasifik, seiring dengan lemahnya permintaan dari China. Sebagai informasi, kinerja Caterpillar dijadikan acuan oleh investor untuk mengukur kuat-lemahnya arus perdagangan internasional seiring dengan besarnya eksposur perusahaan kepada pasar luar negeri.

Selain Caterpillar, perlambatan ekonomi China juga memakan korban lainnya yakni raksasa pembuat kartu grafis Nvidia. Nvidia menurukkan proyeksi pendapatan untuk periode kuartal-IV 2018 menjadi US$ 2,2 miliar, dari yang sebelumnya US$ 2,7 miliar.

Di sisi lain, negosiasi dagang AS-China yang akan digelar pada 30 dan 31 Januari kian dipastikan tidak akan berjalan mudah pasca pemerintah AS resmi menjatuhkan tuduhan pidana kepada perusahaan teknologi asal China, Huawei, chief financial officer-nya, dan dua afiliasi atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.

Dalam dakwaan yang diajukan di New York, AS, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei telah menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.

Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret, Presiden AS Donald Trump sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25%, dari yang sebelumnya 10%.

Kinclongnya kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi salah satu motor penguatan IHSG pada hari ini. Kemarin sore, BMRI mengumumkan pendapatan bunga bersih (net interest income) senilai Rp 54,6 triliun, di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv senilai Rp 56,9 triliun. Namun, laba bersih diumumkan sebesar Rp 25 triliun, mengalahkan konsensus yang sebesar Rp 24,3 triliun.

Sepanjang 2018, bank plat merah tersebut menyalurkan kredit senilai Rp 820,1 triliun atau tumbuh 12,4% jika dibandingkan capaian tahun 2017.

Harga saham BMRI menguat 0,7% ke level Rp 7.225/saham, menjadikannya saham dengan kontribusi terbesar kelima bagi penguatan IHSG.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Sesi I IHSG Mantap di Zona Hijau, Asing Borong Saham Bank Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular