
Dibuka Stagnan, Rupiah Langsung Lemas
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 January 2019 08:36

Tidak heran rupiah cs di Asia melemah, karena dolar AS sudah tidak lagi dalam posisi defensif. Pada pukul 08:26 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat tipis 0,02%.
Sepertinya investor kembali melirik dolar AS yang sudah tertekan cukup lama. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index sudah terkoreksi 0,56%. Bahkan dalam 3 bulan ke belakang, indeks ini merosot 1,28%.
Pelemahan dolar AS yang sudah luamayan dalam membuat nilainya semakin murah. Dolar AS murah, siapa yang tidak tertarik? Pelaku pasar sepertinya sedang menyemut di sekitar dolar AS untuk melakukan aksi borong, sehingga nilainya menguat.
Selain itu, investor juga masih menantikan kabar terbaru dari Beijing. Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen dan Wakil Menteri Keuangan China Liao Min akan mengunjungi Washington pada 28 Januari waktu setempat.
Mereka akan 'membuka jalan' bagi kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 30-31 Januari. Liu akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Sembari menantikan kabar terbaru dari Washington, sepertinya investor memasang mode wait and see. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia mengalami tekanan jual, termasuk di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sepertinya investor kembali melirik dolar AS yang sudah tertekan cukup lama. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index sudah terkoreksi 0,56%. Bahkan dalam 3 bulan ke belakang, indeks ini merosot 1,28%.
Selain itu, investor juga masih menantikan kabar terbaru dari Beijing. Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen dan Wakil Menteri Keuangan China Liao Min akan mengunjungi Washington pada 28 Januari waktu setempat.
Mereka akan 'membuka jalan' bagi kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 30-31 Januari. Liu akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Sembari menantikan kabar terbaru dari Washington, sepertinya investor memasang mode wait and see. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia mengalami tekanan jual, termasuk di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular