
Dibuka Stagnan, Rupiah Langsung Lemas
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 January 2019 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS masih belum mampu didorong ke bawah Rp 14.000.
Pada Selasa (29/1/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.065 kala pembukaan pasar spot. Tidak berubah dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun tidak lama setelah pembukaan pasar, rupiah langsung melemah. Pada pukul 08:22 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.075 di mana rupiah melemah 0,07%.
Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 08:19 WIB:
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pukul 08:13 WIB:
Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 08:20 WIB:
Seperti halnya rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Bahkan pelemahan rupiah masih tidak ada apa-apanya dibandingkan won Korea atau dolar Singapura.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:24 WIB:
Sepertinya investor kembali melirik dolar AS yang sudah tertekan cukup lama. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index sudah terkoreksi 0,56%. Bahkan dalam 3 bulan ke belakang, indeks ini merosot 1,28%.
Pelemahan dolar AS yang sudah luamayan dalam membuat nilainya semakin murah. Dolar AS murah, siapa yang tidak tertarik? Pelaku pasar sepertinya sedang menyemut di sekitar dolar AS untuk melakukan aksi borong, sehingga nilainya menguat.
Selain itu, investor juga masih menantikan kabar terbaru dari Beijing. Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen dan Wakil Menteri Keuangan China Liao Min akan mengunjungi Washington pada 28 Januari waktu setempat.
Mereka akan 'membuka jalan' bagi kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 30-31 Januari. Liu akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Sembari menantikan kabar terbaru dari Washington, sepertinya investor memasang mode wait and see. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia mengalami tekanan jual, termasuk di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Selasa (29/1/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.065 kala pembukaan pasar spot. Tidak berubah dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun tidak lama setelah pembukaan pasar, rupiah langsung melemah. Pada pukul 08:22 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.075 di mana rupiah melemah 0,07%.
Periode | Kurs |
1 Pekan | Rp 14.072,5 |
1 Bulan | Rp 14.120 |
2 Bulan | Rp 14.173 |
3 Bulan | Rp 14.240 |
6 Bulan | Rp 14.435 |
9 Bulan | Rp 14.635 |
1 Tahun | Rp 14.835 |
2 Tahun | Rp 15.596,5 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pukul 08:13 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 14.093 |
3 Bulan | Rp 14.190 |
Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 08:20 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | Rp 13.960 | Rp 14.120 |
Bank BRI | Rp 13.970 | Rp 14.110 |
Bank Mandiri | Rp 13.860 | Rp 14.110 |
Bank BTN | Rp 13.983 | Rp 14.133 |
Bank BCA | Rp 13.915 | Rp 14.215 |
CIMB Niaga | Rp 13.930 | Rp 14.130 |
Seperti halnya rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Bahkan pelemahan rupiah masih tidak ada apa-apanya dibandingkan won Korea atau dolar Singapura.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:24 WIB:
Mata Uang | Kurs | Perubahan (%) |
USD/CNY | 6.74 | -0.02% |
USD/HKD | 7.85 | 0.00% |
USD/IDR | 14,075 | +0.07% |
USD/INR | 71.10 | +0.06% |
USD/JPY | 109.22 | -0.11% |
USD/KRW | 1,120.10 | +0.20% |
USD/MYR | 4.112 | +0.10% |
USD/PHP | 52.52 | +0.06% |
USD/SGD | 1.3539 | +0.11% |
USD/THB | 31.53 | +0.03% |
USD/TWD | 30.8 | +0.07% |
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Tidak heran rupiah cs di Asia melemah, karena dolar AS sudah tidak lagi dalam posisi defensif. Pada pukul 08:26 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat tipis 0,02%. Sepertinya investor kembali melirik dolar AS yang sudah tertekan cukup lama. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index sudah terkoreksi 0,56%. Bahkan dalam 3 bulan ke belakang, indeks ini merosot 1,28%.
Pelemahan dolar AS yang sudah luamayan dalam membuat nilainya semakin murah. Dolar AS murah, siapa yang tidak tertarik? Pelaku pasar sepertinya sedang menyemut di sekitar dolar AS untuk melakukan aksi borong, sehingga nilainya menguat.
Selain itu, investor juga masih menantikan kabar terbaru dari Beijing. Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen dan Wakil Menteri Keuangan China Liao Min akan mengunjungi Washington pada 28 Januari waktu setempat.
Mereka akan 'membuka jalan' bagi kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 30-31 Januari. Liu akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Sembari menantikan kabar terbaru dari Washington, sepertinya investor memasang mode wait and see. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia mengalami tekanan jual, termasuk di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular