Negosiasi Dagang AS-China Bikin Deg-Degan, IHSG Ditutup Turun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 January 2019 16:54
Negosiasi Dagang AS-China Bikin Deg-Degan, IHSG Ditutup Turun
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,09% ke level 6.488,9, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengakhiri perdagangan pertama di pekan ini dengan pelemahan sebesar 0,37% ke level 6.458,71.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,99 triliun dengan volume sebanyak 13,26 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 509.488 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-2,58%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-2,6%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,71%), PT Astra International Tbk/ASII (-0,59%), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-1,91%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,6%, indeks Shanghai turun 0,18%, indeks Straits Times turun 0,08%, dan indeks Kospi turun 0,02%.

Negosiasi dagang AS-China yang semula memantik aksi beli kini menjadi momok bagi bursa saham regional. Pada hari ini, wakil menteri dari China dijadwalkan tiba di Washington untuk mempersiapkan dialog dagang antara Wakil Perdana Menteri China Liu He dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen dan Wakil Menteri Keuangan Liao Min termasuk dalam delegasi tersebut, menurut dua orang sumber yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Negosiasi dagang kali ini memang dipastikan tidak akan berjalan mudah. Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa negosiasi dagang dengan Liu He pada 30-31 Januari mendatang akan sangat menentukan terkait apakah AS dan China akan mampu mencapai kesepakatan dagang.

"Saya rasa dialog dengan Liu He akan menentukan," ujar Kudlow dalam wawancara dengan Fox News.

Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret, Presiden AS Donald Trump sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25%, dari yang sebelumnya 10%.

Data ekonomi kedua negara sejauh ini telah mengonfirmasi bahwa mereka telah tersakiti oleh perang dagang yang selama ini berkecamuk. Beberapa waktu yang lalu, perekonomian China diumumkan hanya tumbuh sebesar 6,6% pada tahun 2018, laju terlemah sejak 1990.

Kemudian pada hari ini, laba perusahaan industri di China diumumkan naik sebesar 10,3% pada tahun 2018, anjlok dari capaian tahun 2017 yang sebesar 21%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Investor asing berkontribusi besar dalam mendorong koreksi IHSG pada hari ini. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 661,58 miliar.

Kekhawatiran mengenai jalannya negosiasi dagang AS-China dijadikan alasan oleh investor asing untuk melakukan aksi ambil untung. Maklum, penguatan IHSG sepanjang tahun ini sudah begitu besar. Hingga penutupan perdagangan hari Jumat (25/1/2019), IHSG telah melesat sebesar 4,65% dan investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 10,8 triliun.

Sejatinya, pergerakan rupiah mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.065/dolar AS. Koreksi harga minyak mentah dunia menjadi berkah bagi mata uang Garuda.

Pada perdagangan hari ini, harga minyak WTI kontrak pengiriman bulan Maret anjlok 1,96% ke level US$ 52,64/barel, sementara brent kontrak pengiriman bulan Maret terpangkas 1,83% ke level US$ 60,51/barel.

Koreksi harga minyak mentah tentu menjadi kabar gembira bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi menipis.

Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.

Namun ya itu tadi, penguatan IHSG yang sudah besar membuat investor asing lebih memilih untuk melakukan aksi ambil untung.

5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 90 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 80,3 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 26,4 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 24,1 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 12,7 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular