Kena Profit-Taking, IHSG Belum Berhasil Tembus Level 6.500

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 January 2019 12:55
Sudah Banyak Naik, Investor Pilih Ambil Untung
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
IHSG melemah lantaran terkena aksi ambil untung. Sepanjang tahun 2019 (hingga penutupan perdagangan hari Jumat), IHSG telah melejit sebesar 4,65%.

Aksi ambil untung ikut dilakukan oleh investor asing yang sepanjang tahun ini telah membukukan beli bersih senilai Rp 10,8 triliun di pasar saham tanah air.

Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 261,6 miliar.

Sejatinya, pergerakan rupiah mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,28% di pasar spot ke level Rp 14.040/dolar AS. Koreksi harga minyak mentah dunia menjadi berkah bagi mata uang Garuda.

Pada perdagangan hari ini, harga minyak WTI kontrak pengiriman bulan Maret melemah 0,63% ke level US$ 53,35/barel, sementara brent kontrak pengiriman bulan Maret turun 0,45% ke level US$ 61,36/barel.

Koreksi harga minyak mentah tentu menjadi kabar gembira bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi menipis.

Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.

Namun ya itu tadi, penguatan IHSG yang sudah besar membuat investor asing lebih memilih untuk melakukan aksi ambil untung.

5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 90 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 80,3 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 26,4 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 24,1 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 12,7 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular