Rupiah vs Mata Uang Asia: Menang 6, Kalah 3, Seri 1

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 January 2019 14:41
Rupiah Masih Kemurahan
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), mengatakan saat ini nilai tukar rupiah masih terlalu murah alias undervalued. Oleh karena itu, rupiah masih punya tenaga untuk menguat dan BI tidak akan mengeremnya. 

"Dengan konstelasi ekonomi dan pasar keuangan global, di mana kebijakan The Fed (The Federal Reserves, bank sentral AS) akan lebih lunak atau dovish, kami optimistis rupiah memiliki peluang untuk terus menguat. Mata uang rupiah masih undervalued, jadi kami akan membiarkan ruang bagi rupiah untuk terus menguat," tegas Nanang kepada CNBC Indonesia. 

Selain kebijakan The Fed, lanjut Nanang, ada pula faktor domestik yang mendukung penguatan rupiah yang meredanya tekanan impor. Beberapa waktu lalu, pemerintah menaikkan pajak impor untuk sekitar 1.147 produk dan langkah ini cukup efektif membendung derasnya produk-produk luar negeri, terutama yang berkategori barang konsumsi. 

"Bila kecenderungan ini terus berlangsung, maka kami optimistis defisit transaksi berjalan akan menuju sekitar 2,5% (dari Produk Domestik Bruto)," ujar Nanang.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular