Sentimen Masih Mendukung, IHSG Rehat Siang di Zona Hijau

Yazid Muamar & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 January 2019 12:47
Sentimen Masih Mendukung, IHSG Rehat Siang di Zona Hijau
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka flat di level 6,451.26, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan sebesar 0,2% hingga akhir sesi 1 ke level 6.464,02.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,51%, indeks Hang Seng naik 0,14%, indeks Straits Times naik 0,48%, dan indeks Kospi naik 0,5%.

Sentimen yang ada memang masih mendukung bagi bursa saham regional untuk membukukan penguatan. Pada dini hari tadi, Wall Street ditutup menguat walaupun terbatas: indeks Dow Jones naik 0,7%, indeks S&P 500 naik 0,22%, dan indeks Nasdaq Composite naik 0,08%.

Kinclongnya rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street memantik terjadinya aksi beli. Perusahaan-perusahaan yang membukukan kinerja keuangan lebih baik dari ekspektasi diantaranya: IBM, Procter & Gamble, dan United Technologies. Saham IBM ditutup melesat 8,46%, Procter & Gamble naik 4,88%, dan United Technologies naik 5,27%.

Kemudian, pelaku pasar terus mengapresiasi langkah konkret pemerintah China dalam menahan perlambatan ekonomi di Negeri Panda. Kementerian Keuangan China kemarin (23/1/2019) menegaskan komitmennya untuk menggelontorkan stimulus fiskal pada tahun ini, termasuk pemotongan tingkat pajak dan biaya lebih lanjut. Para ekonom mengatakan bahwa stimulus fiskal tersebut bisa diumumkan pada pertemuan parlemen tahunan di bulan Maret.

Pada tahun 2018, China memberikan stimulus fiskal berupa pemotongan tingkat pajak dan biaya senilai CNY 1,3 triliun. Melansir Reuters, beberapa analis kini percaya bahwa China dapat memberlakukan pemotongan pajak dan biaya senilai CNY 2 triliun. Selain itu, China juga diyakini akan memperbolehkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi khusus (special bond) senilai CNY 2 triliun yang sebelumnya banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting.

Sebelumnya, tekanan besar bagi perekonomian China terkonfirmasi kala pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diumumkan di level 6,6%, laju terlemah sejak 1990.
Kabar gembira dari Inggris ikut membawa bursa saham regional ke zona hijau. Orang nomor dua di Partai Buruh yakni John McDonnell kemarin mengatakan bahwa partainya kemungkinan besar akan mendukung amandemen Cooper. Sebagai informasi, amandemen Cooper merupakan sebuah amandemen yang diajukan oleh anggota Partai Buruh lainnya yakni Yvette Cooper.

Amandemen ini bertujuan untuk menghindarkan Inggris dari perceraian tanpa kesepakatan dengan Uni Eropa (No Deal Brexit) dengan cara memberikan waktu tambahan bagi parlemen untuk meloloskan undang-undang baru.

Jika amandemen ini disetujui nantinya, Perdana Menteri Inggris Theresa May harus berusaha untuk memundurkan tanggal perceraian Inggris dengan Uni Eropa yang sejatinya dijadwalkan pada 29 Maret menjadi 31 Desember, jika anggota parlemen tetap tak menyetujui kesepakatan Brexit yang diajukannya hingga tanggal 26 Februari.

Dengan dukungan dari Partai Buruh, amandemen ini memiliki peluang yang besar untuk dapat diloloskan. Setidaknya 9 anggota parlemen dari Partai Konservatif yang merupakan partai pimpinan May sudah menyatakan secara terbuka dukungannya bagi amandemen Cooper.

Nasib dari amandemen Cooper akan ditentukan pada saat May kembali bertemu dengan anggota parlemen pada 29 Januari.

No Deal Brexit memang merupakan sesuatu yang menyeramkan, tidak hanya bagi Inggris namun juga bagi perekonomian dunia. Pasalnya, Inggris merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-7 di dunia. Jika Inggris hengkang dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, perdagangan dan investasi dengan negara-negara anggota Uni Eropa akan menjadi sangat mahal. Memasuki sesi 2, pelaku pasar perlu mewaspada aksi jual investor asing. Pasca selalu mencatatkan beli bersih di sepanjang tahun 2019, akhirnya investor asing membukukan jual bersih pada perdagangan kemarin, yakni senilai Rp 142,3 miliar.

Hingga akhir sesi 1 perdagangan hari ini, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 165,9 miliar. Investor asing terus mencairkan keuntungan yang sudah didapat sepanjang tahun ini. Hingga penutupan perdagangan kemarin, IHSG telah membukukan penguatan sebesar 4,14%.

5 besar saham yang dilepas investor asing pada hari ini adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 139,6 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 56,9 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 50,8 miliar), PT Waskita Karya Tbk/WSKT (Rp 27,8 miliar), dan PT JAPFA Tbk/JPFA (Rp 23,8 miliar). IHSG berbalik menguat setelah sempat tertekan, indeks masih dalam tren naik jangka pendek maupun menengah. Peluang mengakhiri perdagangan di zona hijau kembali terbuka mengingat terbentuknya pola bullish engulfing.

Pola tersebut menunjukkan pembalikan arah menuju penguatan.
Penguatan tersebut juga terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD). Di mana saat ini posisinya masih membentuk pola golden cross.

Sentimen Masih Mendukung, IHSG Rehat Siang di Zona HijauSumber: Teknikal IHSG (Refinitiv)

IHSG juga kembali bergerak di atas garis rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5), yang artinya masih di rata-rata penguatan. Level penghalang kenaikan (resistance) yang berpotensi untuk di uji berada di 6.500.


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular