
Seharian Berkutat di Zona Merah, IHSG Finis di Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 January 2019 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham tanah air pada hari ini patut diacungi jempol. Seharian berkutat di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri hari dengan penguatan sebesar 0,28% ke level 6.468,56.
IHSG berhasil menguat kala bursa saham utama kawasan Asia kompak ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,47%, indeks Shanghai turun 1,18%, indeks Hang Seng turun 0,7%, indeks Strait Times turun 0,57%, dan indeks Kospi turun 0,32%.
Perlambatan ekonomi dunia menjadi tajuk utama pada perdagangan hari ini. Internasional Monetary Fund (IMF) merivisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,5%, dari yang sebelumnya 3,7% pada proyeksi bulan Oktober. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan sebesar 3,6%, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,7%.
Perlambatan ekonomi di zona euro menjadi menjadi salah satu faktor dari diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF. Pada tahun ini, perekonomian zona euro diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 1,6%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Pertumbuhan ekonomi Jerman diproyeksikan sebesar 1,3% saja pada tahun ini, turun jauh dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 1,9%. Dalam laporan World Economic Outlook Update edisi Januari 2019, IMF mengatakan bahwa tekanan bagi perekonomian Jerman datang dari lemahnya konsumsi swasta serta lemahnya produksi dari pabrikan-pabrikan mobil disana akibat aturan terbaru mengenai standar emisi.
Sementara itu, perekonomian Italia diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 0,6% pada tahun ini, dari yang sebelumnya 1%. IMF menyebut tekanan bagi perekonomian italia datang dari lemahnya permintaan domestik dan tingginya biaya pinjaman seiring dengan tingginya yield obligasi pemerintah Italia.
Revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global dijadikan justifikasi oleh investor untuk melakukan aksi ambil untung. Maklum, bursa saham regional sudah membukukan penguatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir sehingga ruang untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar. Indeks Shanghai misalnya, sudah naik hingga 2,2% pada periode 11-21 Januari 2019, sementara indeks Hang Seng menguat 2% pada periode tersebut.
IHSG berhasil menguat kala bursa saham utama kawasan Asia kompak ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,47%, indeks Shanghai turun 1,18%, indeks Hang Seng turun 0,7%, indeks Strait Times turun 0,57%, dan indeks Kospi turun 0,32%.
Perlambatan ekonomi dunia menjadi tajuk utama pada perdagangan hari ini. Internasional Monetary Fund (IMF) merivisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,5%, dari yang sebelumnya 3,7% pada proyeksi bulan Oktober. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan sebesar 3,6%, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,7%.
Pertumbuhan ekonomi Jerman diproyeksikan sebesar 1,3% saja pada tahun ini, turun jauh dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 1,9%. Dalam laporan World Economic Outlook Update edisi Januari 2019, IMF mengatakan bahwa tekanan bagi perekonomian Jerman datang dari lemahnya konsumsi swasta serta lemahnya produksi dari pabrikan-pabrikan mobil disana akibat aturan terbaru mengenai standar emisi.
Sementara itu, perekonomian Italia diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 0,6% pada tahun ini, dari yang sebelumnya 1%. IMF menyebut tekanan bagi perekonomian italia datang dari lemahnya permintaan domestik dan tingginya biaya pinjaman seiring dengan tingginya yield obligasi pemerintah Italia.
Revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global dijadikan justifikasi oleh investor untuk melakukan aksi ambil untung. Maklum, bursa saham regional sudah membukukan penguatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir sehingga ruang untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar. Indeks Shanghai misalnya, sudah naik hingga 2,2% pada periode 11-21 Januari 2019, sementara indeks Hang Seng menguat 2% pada periode tersebut.
Next Page
Penguatan Rupiah Menjadi Kunci
Pages
Most Popular