Seharian Berkutat di Zona Merah, IHSG Finis di Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 January 2019 16:56
Penguatan Rupiah Menjadi Kunci
Foto: Muhammad Sabki
Penguatan nilai tukar rupiah menjadi kunci bagi IHSG untuk dapat membukukan penguatan. Sepanjang hari, rupiah cenderung diperdagangkan menguat di pasar spot dan pada akhir perdagangan, penguatan rupiah adalah sebesar 0,07% ke level Rp 14.210/dolar AS. Penguatan rupiah dipicu oleh jatuhnya harga minyak mentah dunia.

Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah 0,92% di hadapan dolar AS lantaran harga minyak mentah dunia melesat naik: harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 meroket 4,28%, sementara minyak brent kontrak pengiriman Maret 2019 melesat 3,67%.

Perkasanya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) kian lebar. Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.

Pada perdagangan hari ini, harga minyak WTI melemah 0,78%, sementara brent terkoreksi 0,94%.

Lantaran rupiah berhasil mempertahankan penguatannya hingga sore hari, indeks sektor jasa keuangan yang per akhir sesi 1 melemah 0,67% dan menjadi kontributor utama bagi pelemahan IHSG, berhasil berbalik menguat.

Pada akhir perdagangan, indeks sektor jasa keuangan menguat 0,41%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar ketiga bagi kenaikan IHSG. Apresiasi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 4,82%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,99%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 0,27%. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular