
Internasional
Ini Penyebab Perlambatan Ekonomi Global Versi IMF
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
22 January 2019 06:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Senin (21/1/2019) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2019 dan 2020 akibat pelemahan yang terjadi di Eropa dan beberapa negara berkembang.
Selain itu, IMF juga mengatakan kegagalan penyelesaian perang dagang akan semakin mengguncang perekonomian yang tengah melambat itu.
Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS), itu memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh 3,5% di 2019 dan 3,6% di 2020, turun sebanyak masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan yang disampaikan di Oktober lalu, tulis IMF dalam update World Economic Outlook yang dirilis di malam jelang pertemuan tahunan para pemimpin dan pebisnis dunia World Economic Forum di Davos, Swiss.
Dalam revisi ke bawah keduanya dalam tiga bulan terakhir, IMF juga menggarisbawahi pelemahan ekonomi China yang lebih dalam dari perkiraan dan kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan atau no deal sebagai risiko dari poyeksinya yang dapat memperparah guncangan di pasar keuangan.
"Setelah dua tahun mengalami pertumbuhan yang kuat, perekonomian dunia kini melambat lebih dari yang diperkirakan dan risiko meningkat," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dalam sebuah konferensi pers, Senin, dilansir dari Reuters.
"Apakah itu berarti resesi global di depan mata? Tidak. Namun, risiko penurunan pertumbuhan global yang lebih tajam telah meningkat," ujarnya. Ia mendesak para pembuat kebijakan untuk siap menghadapi perlambatan serus itu dengan mendorong daya tahan perekonomian terhadap berbagai risiko.
IMF kini memperkirakan zona euro akan tumbuh 1,6% di 2019 atau turun 0,3 poin persentase dibandingkan proyeksi sebelumnya dan 1,7% tahun depan.
Revisi paling dalam terjadi untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman di 2019 yang diperkirakan di sekitar 1,3% atau anjlok 0,6 poin persentase akibat standar emisi baru untuk mobil yang diterapkan di negara yang sangat mengandalkan sektor otomotifnya itu, tulis laporan tersebut.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju di tahun ini diperkirakan sebesar 2%, turun 0,1 poin persentase dibndingkan proyeksi Oktober, dan 1,7% di 2020. Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang juga direvisi ke bawah 0,2 persentase poin menjadi 4,5% tahun ini dan tetap di 4,9% tahun depan.
"Pasar negara berkembang telah teruji oleh kondisi eksternal yang sulit dalam beberapa bulan terakhir di tengah ketegangan perdagangan, kenaikan suku bunga AS, penguatan dolar, arus keluar modal, dan harga minyak yang bergejolak," tulis IMF.
(prm) Next Article Perang Dagang, IMF: Risiko bagi Ekonomi Jepang Meningkat
Selain itu, IMF juga mengatakan kegagalan penyelesaian perang dagang akan semakin mengguncang perekonomian yang tengah melambat itu.
Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS), itu memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh 3,5% di 2019 dan 3,6% di 2020, turun sebanyak masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan yang disampaikan di Oktober lalu, tulis IMF dalam update World Economic Outlook yang dirilis di malam jelang pertemuan tahunan para pemimpin dan pebisnis dunia World Economic Forum di Davos, Swiss.
"Setelah dua tahun mengalami pertumbuhan yang kuat, perekonomian dunia kini melambat lebih dari yang diperkirakan dan risiko meningkat," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dalam sebuah konferensi pers, Senin, dilansir dari Reuters.
"Apakah itu berarti resesi global di depan mata? Tidak. Namun, risiko penurunan pertumbuhan global yang lebih tajam telah meningkat," ujarnya. Ia mendesak para pembuat kebijakan untuk siap menghadapi perlambatan serus itu dengan mendorong daya tahan perekonomian terhadap berbagai risiko.
![]() |
IMF kini memperkirakan zona euro akan tumbuh 1,6% di 2019 atau turun 0,3 poin persentase dibandingkan proyeksi sebelumnya dan 1,7% tahun depan.
Revisi paling dalam terjadi untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman di 2019 yang diperkirakan di sekitar 1,3% atau anjlok 0,6 poin persentase akibat standar emisi baru untuk mobil yang diterapkan di negara yang sangat mengandalkan sektor otomotifnya itu, tulis laporan tersebut.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju di tahun ini diperkirakan sebesar 2%, turun 0,1 poin persentase dibndingkan proyeksi Oktober, dan 1,7% di 2020. Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang juga direvisi ke bawah 0,2 persentase poin menjadi 4,5% tahun ini dan tetap di 4,9% tahun depan.
"Pasar negara berkembang telah teruji oleh kondisi eksternal yang sulit dalam beberapa bulan terakhir di tengah ketegangan perdagangan, kenaikan suku bunga AS, penguatan dolar, arus keluar modal, dan harga minyak yang bergejolak," tulis IMF.
(prm) Next Article Perang Dagang, IMF: Risiko bagi Ekonomi Jepang Meningkat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular