Dibatasi Pelemahan Rupiah, IHSG Hanya Naik 0,29% Sesi I

Yazid Muamar & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 January 2019 12:52
Pertumbuhan Ekonomi China Melempem, Tapi Sudah Diantisipasi
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Rilis data ekonomi juga mendukung bagi bursa saham regional untuk melaju di zona hijau. Pada pukul 9:00 WIB, pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-IV 2018 diumumkan sebesar 6,4% YoY. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 adalah sebesar 6,6%, laju terlemah sejak 1990.

Namun, hal ini sudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang sebesar 6,6% sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh Reuters, seperti dikutip dari CNBC International.

Lebih lanjut, pertumbuhan produksi industri China periode Desember 2018 diumumkan sebesar 5,7% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 5,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

Berbicara mengenai tekanan terhadap perekonomian China, otoritas disana sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meredamnya. Pada hari Selasa (15/1/2019), Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa mereka akan mengimplimentasikan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar.

Melansir Reuters, beberapa analis percaya bahwa China dapat memberlakukan pemotongan pajak dan biaya senilai CNY 2 triliun. Selain itu, China juga diyakini akan memperbolehkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi khusus (special bond) senilai CNY 2 triliun yang sebelumnya banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting.

Kemudian pada hari Rabu (16/1/2019), People's Bank of China selaku bank sentral China menyuntikkan dana senilai CNY 560 miliar (US$ 83 miliar) ke perbankan melalui operasi pasar terbuka. Suntikan sebesar CNY 560 miliar tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah China. Dengan likuiditas yang kian longgar, suku bunga kredit diharapkan bisa ditekan dan memacu laju perekonomian China. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular