
Pasca-IPO, Nusantara Properti Patok Laba Rp 30 M Tahun Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 January 2019 16:16

Jakarta, CNBC Indoesia - Emiten baru PT Nusantara Properti Internasional Tbk (NATO) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% sepanjang tahun ini menjadi Rp 30 miliar, naik dari estimasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp 23 miliar.
Direktur Keuangan Nusantara Properti Dessy Christian mengatakan beroperasinya tiga properti milik perusahaan di tiga wilayah berbeda di Bali mendorong perusahaan optimistis pendapatan tahun ini bisa lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
"Target kami pendapatan di 2019 sebesar Rp 20-30 miliar. Lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu di Rp 23 miliar," kata Dessy di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/1), usai pencatatan perdana (listing) saham perseroan.
Adapun laba bersih tahun ini tidak akan bergerak jauh dari estimasi perolehan laba perusahaan tahun lalu sekitar Rp 5 miliar dan laba kotor sebesar Rp 15 miliar.
Dessy mengatakan pendapatan akan meningkat tajam setelah pembangunan dua resor milik perseroan di Pulau Selayar dan Pulau Rote rampung pada 2021. Meski demikian, Dessy enggan menyebutkan berapa potensi pertumbuhan bisnis ke depan.
Saat ini, katanya, perusahaan tengah mengkaji pembangunan resor di Kalimantan Utara mengingat pembangunan resor ini nantinya berlokasi di sekitar pertambangan batu bara.
Pada Jumat 18 Januari ini, perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan melepas 2 miliar saham di harga Rp 103/saham. Dari aksi korporasi ini perusahaan memperoleh dana senilai Rp 206 miliar.
Sebesar 80% dana dari aksi initial public offering (IPO) korporasi ini akan disetorkan kepada anak usaha sebagai peningkatan penyertaan modal. Dana tersebut akan digunakan untuk biaya pengembangan resor, sementara 20% lain akan dipakai untuk biaya renovasi resor oleh anak usaha lain dan pembayaran utang.
(tas) Next Article Terjadi Crossing Saham NATO Senilai Rp 985,87 M
Direktur Keuangan Nusantara Properti Dessy Christian mengatakan beroperasinya tiga properti milik perusahaan di tiga wilayah berbeda di Bali mendorong perusahaan optimistis pendapatan tahun ini bisa lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
"Target kami pendapatan di 2019 sebesar Rp 20-30 miliar. Lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu di Rp 23 miliar," kata Dessy di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/1), usai pencatatan perdana (listing) saham perseroan.
Dessy mengatakan pendapatan akan meningkat tajam setelah pembangunan dua resor milik perseroan di Pulau Selayar dan Pulau Rote rampung pada 2021. Meski demikian, Dessy enggan menyebutkan berapa potensi pertumbuhan bisnis ke depan.
Saat ini, katanya, perusahaan tengah mengkaji pembangunan resor di Kalimantan Utara mengingat pembangunan resor ini nantinya berlokasi di sekitar pertambangan batu bara.
Pada Jumat 18 Januari ini, perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan melepas 2 miliar saham di harga Rp 103/saham. Dari aksi korporasi ini perusahaan memperoleh dana senilai Rp 206 miliar.
Sebesar 80% dana dari aksi initial public offering (IPO) korporasi ini akan disetorkan kepada anak usaha sebagai peningkatan penyertaan modal. Dana tersebut akan digunakan untuk biaya pengembangan resor, sementara 20% lain akan dipakai untuk biaya renovasi resor oleh anak usaha lain dan pembayaran utang.
(tas) Next Article Terjadi Crossing Saham NATO Senilai Rp 985,87 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular