
Posisi Rupiah Membaik, Tapi Tidak Bagus-bagus Amat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 January 2019 12:35

Faktor eksternal dan domestik sama-sama memberatkan langkah rupiah. Dari sisi eksternal, investor masih menantikan dinamika seputar Brexit setelah proposal perceraian dengan Uni Eropa yang disusun pemerintahan Perdana Menteri Theresa May kandas dalam voting parlemen.
Bahkan May sampai terancam kehilangan posisinya karena parlemen kemudian mengajukan mosi tidak percaya. Beruntung voting kali ini memihak May dengan skor 325-306.
Namun risiko besar masih membayangi Negeri Ratu Elizabeth. Pelaku usaha meminta urusan Brexit untuk segera diselesaikan, atau minimal ada kejelasan.
"Kami tetap beranggapan bahwa No Deal Brexit (Inggris tidak mendapatkan kompensasi apapun dari perpisahan dengan Uni Eropa) adalah jalan terakhir. Namun kami juga menyadari bahwa ada ketidakpastian setelah voting kemarin. Oleh karena itu, kami ingin agar pemerintah dan parlemen Inggris bekerja sama untuk menghindari No Deal Brexit, yang akan menyebabkan bencana bagi industri otomotif," papar Bob Shanks, Chief Financial Officer Ford, mengutip Reuters.
Di bidang logistik, No Deal Brexit akan menyebabkan pemeriksaan kepabeanan lebih panjang dan memakan waktu. Jens Bjorn Andersen, CEO DSV (perusahaan perkapalan asal Denmark), memperkirakan antrean pemeriksaan pabean di Selat Inggris bisa menyebabkan antrean kapal sepanjang 130 km.
Sentimen negatif dari Inggris ini masih kental mewarnai pergerakan pasar. Sikap main aman pun terlihat dengan keperksaan aset-aset safe haven seperti yen Jepang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Bahkan May sampai terancam kehilangan posisinya karena parlemen kemudian mengajukan mosi tidak percaya. Beruntung voting kali ini memihak May dengan skor 325-306.
Namun risiko besar masih membayangi Negeri Ratu Elizabeth. Pelaku usaha meminta urusan Brexit untuk segera diselesaikan, atau minimal ada kejelasan.
Di bidang logistik, No Deal Brexit akan menyebabkan pemeriksaan kepabeanan lebih panjang dan memakan waktu. Jens Bjorn Andersen, CEO DSV (perusahaan perkapalan asal Denmark), memperkirakan antrean pemeriksaan pabean di Selat Inggris bisa menyebabkan antrean kapal sepanjang 130 km.
Sentimen negatif dari Inggris ini masih kental mewarnai pergerakan pasar. Sikap main aman pun terlihat dengan keperksaan aset-aset safe haven seperti yen Jepang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Ambil Untung Ikut Bebani Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular