
Bursa Saham Asia Melemah, IHSG Masih Bisa Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 January 2019 13:07

Angin segar yang datang dari China berhasil mengangkat kinerja bursa saham Tanah Air. Rilis data perdagangan internasional China periode Desember 2018 menunjukkan ada tekanan yang signifikan bagi perekonomian Negeri Panda.
Pada Senin (14/1/2019), ekspor periode Desember 2018 dimumkan terkontraksi sebesar 4,4% YoY, di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Kemudian, impor anjlok hingga 7,6% YoY, juga di bawah ekspektasi yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5% YoY.
Pemerintah China terlihat responsif dalam menanggapi hal tersebut. Kemarin (15/1/2019), Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa mereka akan menerapkan kebijakan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar.
Melansir Reuters, beberapa analis percaya bahwa China dapat memberlakukan pemotongan pajak dan biaya senilai CNY 2 triliun. Selain itu, China juga diyakini akan memperbolehkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi khusus (special bond) senilai CNY 2 triliun yang sebelumnya banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting.
(ank/tas)
Pada Senin (14/1/2019), ekspor periode Desember 2018 dimumkan terkontraksi sebesar 4,4% YoY, di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Kemudian, impor anjlok hingga 7,6% YoY, juga di bawah ekspektasi yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5% YoY.
Pemerintah China terlihat responsif dalam menanggapi hal tersebut. Kemarin (15/1/2019), Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa mereka akan menerapkan kebijakan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar.
(ank/tas)
Pages
Most Popular