Hantu Brexit Jadikan Rupiah Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 January 2019 08:32
Hantu Brexit Jadikan Rupiah Terlemah di Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Sikap investor yang sepertinya bermain aman membuat rupiah dan mayoritas mata uang Asia tertekan. 

Pada Rabu (16/1/2019), US$ 1 kala pembukaan pasar spot dibanderol Rp 14.105. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan dolar AS kembali ke kisaran Rp 14.100. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah malah tambah melemah. Pada pukul 08:15 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.130 di mana rupiah melemah 0,32%. 

Kemarin, rupiah masih menguat dan bahkan menjadi mata uang terbaik di Asia. Namun pagi ini, nasib rupiah berbalik 180 derajat. 


Depresiasi 0,32% membuat rupiah menempati dasar klasemen mata uang Asia. Tidak ada mata uang Benua Kuning yang melemah lebih dalam ketimbang rupiah. 

Sepertinya rupiah menganut prinsip do or die. Sebab perubahan posisi rupiah sangat ekstrem, kalau tidak jadi yang terkuat ya jadi yang terlemah di Asia. Tidak ada tengah-tengah.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 18:18 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sentimen besar yang menyelimuti pasar hari ini adalah hasil voting Brexit di parlemen Inggris. Proposal Brexit yang diusung pemerintahan Perdana Menteri Theresa May kandas di parlemen dengan perolehan suara 432 menolak berbanding 202 menerima. Ini adalah kekalahan voting terbesar bagi pemerintah dalam sejarah Inggris modern. 

Pilihan yang tersisa bagi May kini tinggal yang pahit-pahit. Inggris tidak memperoleh kompensasi apa-apa dari Brexit (No Deal Brexit), membatalkan Brexit dan kembali ke pangkuan Uni Eropa, mencoba melobi Brussel untuk meminta konsesi, menunda Brexit yang sedianya berlangsung 29 Maret 2019, referendum dan melakukan pemungutan suara Brexit kedua bagi rakyat Inggris, atau mundur dari jabatannya dan menggelar pemilu. 

Kini nasib Brexit menjadi buram. Investor menantikan langkah selanjutnya dari pemerintahan May, yang dibayangi oleh mosi tidak percaya dari parlemen. Jeremy Corbyn, Pimpinan Partai Buruh, menegaskan mosi tidak percaya kemungkinan akan diumumkan dalam waktu 24 jam. 

Ketidakpastian di Inggris sedikit banyak akan mempengaruhi psikologis pasar. Dikhawatirkan runyamnya Brexit akan mempengaruhi kinerja ekonomi Negeri Ratu Elizabeth, perekonomian nomor 5 dunia.

Jika Inggris sampai terjebak dalam krisis gara-gara Brexit, dampaknya pasti bakal meluas. Oleh karena itu, investor perlu waspada terhadap perkembangan di Inggris. Setiap langkah dan pernyataan May perlu disimak untuk mendapat kejelasan mengenai arah nasib Inggris ke depan. 

Sembari menanti, sepertinya pelaku pasar memilih bermain aman. Ini terlihat dari yen Jepang yang mampu menguat. Mata uang Negeri Matahari Terbit sudah lama dikenal sebagai safe haven, tempat perlindungan bagi investor kala situasi sedang tidak pasti.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular