
Asing Masuk Rp 400 M Lebih, IHSG Malah Turun 0,4%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 January 2019 17:09

Sektor barang konsumsi (-0,54%) berkontribusi besar dalam memotori koreksi IHSG. Pelaku pasar memanfaatkan sentimen negatif yang ada untuk melakukan ambil untung atas saham-saham barang konsumsi.
Maklum, sepanjang Januari (hingga penutupan perdagangan Jumat pekan lalu), indeks sektor barang konsumsi sudah menguat sebesar 2,31%. Padahal secara rata-rata dalam 10 tahun terakhir (2009-2018), indeks sektor barang konsumsi hanya membukukan penguatan sebesar 1,88% MoM pada Januari.
Selain itu, pelemahan rupiah juga memantik aksi ambil untung atas saham-saham barang konsumsi. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,32% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.085. Sentimen negatif yang datang dari rilis data perdagangan internasional China dan gaduh politik di AS dan Inggris membuat pelaku pasar melepas rupiah dan mengalihkannya ke dalam safe haven yakni dolar AS.
Pelemahan rupiah, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dikhawatirkan akan membuat harga barang-barang konsumsi menjadi lebih mahal sehingga penjualannya akan tertekan.
Apalagi, masyarakat terlihat sudah semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Dalam rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember 2018, didapati bahwa porsi dari konsumsi terhadap total pengeluaran hanya sebesar 67,2%, turun dari posisi November yang sebesar 68,2%. Porsi untuk cicilan pinjaman juga turun menjadi 12,3%, dari yang sebelumnya 12,8%. Sebaliknya, porsi yang digunakan untuk tabungan naik menjadi 20,4%, dari yang sebelumnya 19%.
Padahal, IKK periode Desember sendiri terbilang oke yakni sebesar 127, meningkat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 122,7. Posisi IKK bulan Desember menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018.
Saham-saham barang konsumsi yang dilego investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,56%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-1,48%), PT Kimia Farma Tbk/KAEF (-1,17%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-1%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,31%). (ank/tas)
Maklum, sepanjang Januari (hingga penutupan perdagangan Jumat pekan lalu), indeks sektor barang konsumsi sudah menguat sebesar 2,31%. Padahal secara rata-rata dalam 10 tahun terakhir (2009-2018), indeks sektor barang konsumsi hanya membukukan penguatan sebesar 1,88% MoM pada Januari.
Selain itu, pelemahan rupiah juga memantik aksi ambil untung atas saham-saham barang konsumsi. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,32% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.085. Sentimen negatif yang datang dari rilis data perdagangan internasional China dan gaduh politik di AS dan Inggris membuat pelaku pasar melepas rupiah dan mengalihkannya ke dalam safe haven yakni dolar AS.
Apalagi, masyarakat terlihat sudah semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Dalam rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember 2018, didapati bahwa porsi dari konsumsi terhadap total pengeluaran hanya sebesar 67,2%, turun dari posisi November yang sebesar 68,2%. Porsi untuk cicilan pinjaman juga turun menjadi 12,3%, dari yang sebelumnya 12,8%. Sebaliknya, porsi yang digunakan untuk tabungan naik menjadi 20,4%, dari yang sebelumnya 19%.
Padahal, IKK periode Desember sendiri terbilang oke yakni sebesar 127, meningkat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 122,7. Posisi IKK bulan Desember menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018.
Saham-saham barang konsumsi yang dilego investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,56%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-1,48%), PT Kimia Farma Tbk/KAEF (-1,17%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-1%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,31%). (ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular