
Investor H2C Karena Brexit, Rupiah Terlemah Kedua di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 January 2019 10:30

Hampir seluruh mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, hanya menyisakan yuan China dan yen Jepang yang masih menguat. Hal ini mengindikasikan investor sedang bermain aman, enggan masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang.
Pasar kini sedang harap-harap cemas menantikan perkembangan perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Pada 15 Januari waktu setempat, parlemen Inggris akan menggelar voting untuk menerima atau menolak proposal Brexit yang disusun pemerintahan Perdana Menteri Theresa May.
Di tengah upaya May meraih simpati parlemen, posisinya juga digoyang oleh Partai Buruh. Jeremy Corbyn, Pemimpin Partai Buruh, menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong pelaksanaan pemilu yang dipercepat yaitu pada Februari atau Maret 2019. Sedianya pemilu di Negeri Ratu Elizabeth baru dilakukan pada 2022.
Jika kemudian dalam Pemilu tersebut Partai Buruh menjadi pemenang, maka Corbyn mengusulkan negosiasi ulang dengan Brussel. Dia menilai masih ada waktu sebelum Inggris resmi berpisah dengan Uni Eropa pada 29 Maret mendatang.
"Pemilu akan berlangsung pada Februari atau Maret? Jadi jelas ada waktu beberapa pekan untuk melakukan negosiasi," kata Corbyn dalam wawancara dengan BBC.
Ketidakpastian politik di Inggris ini membuat pasar memilih bermain aman. Pelaku pasar lebih menyukai instrumen aman (safe haven) seperti yen Jepang.
Aset-aset berisiko di negara berkembang seperti Indonesia mengalami tekanan jual. Pada pukul 10:21 WIB, investor asing melakukan jual bersih Rp 53,17 miliar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,66%.
Minimnya suntikan arus modal membuat rupiah sulit berbicara banyak. Wajar kemudian rupiah sulit mempertahankan penguatannya, untuk kemudian bergabung di zona merah bersama mayoritas mata uang Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pasar kini sedang harap-harap cemas menantikan perkembangan perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Pada 15 Januari waktu setempat, parlemen Inggris akan menggelar voting untuk menerima atau menolak proposal Brexit yang disusun pemerintahan Perdana Menteri Theresa May.
Di tengah upaya May meraih simpati parlemen, posisinya juga digoyang oleh Partai Buruh. Jeremy Corbyn, Pemimpin Partai Buruh, menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong pelaksanaan pemilu yang dipercepat yaitu pada Februari atau Maret 2019. Sedianya pemilu di Negeri Ratu Elizabeth baru dilakukan pada 2022.
"Pemilu akan berlangsung pada Februari atau Maret? Jadi jelas ada waktu beberapa pekan untuk melakukan negosiasi," kata Corbyn dalam wawancara dengan BBC.
Ketidakpastian politik di Inggris ini membuat pasar memilih bermain aman. Pelaku pasar lebih menyukai instrumen aman (safe haven) seperti yen Jepang.
Aset-aset berisiko di negara berkembang seperti Indonesia mengalami tekanan jual. Pada pukul 10:21 WIB, investor asing melakukan jual bersih Rp 53,17 miliar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,66%.
Minimnya suntikan arus modal membuat rupiah sulit berbicara banyak. Wajar kemudian rupiah sulit mempertahankan penguatannya, untuk kemudian bergabung di zona merah bersama mayoritas mata uang Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular