
Friday I'm in Love Tak Cocok Buat Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 January 2019 08:36

Sementara dari sisi eksternal, dolar AS kembali mendapat momentum dari pernyataan Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Fed. Berbicara di forum Economic Club of Washington, sang The Fed-1 menegaskan pandangan bahwa bank sentral Negeri Paman Sam akan lebih berhati-hati penerapan kebijakan moneter.
"Dengan inflasi rendah dan terkendali, kami bisa lebih sabar dan memantau dengan saksama bagaimana narasi pada 2019," tuturnya, mengutip Reuters.
Ketika ditanya apakah The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan dua kali pada 2019, Powell menjawab "Itu adalah kondisi di mana ekonomi diproyeksikan sangat kuat pada 2019. Proyeksi yang mungkin masih bisa terjadi," sebut Powell dengan kalimat bersayap.
Pelaku pasar membaca bahwa The Fed yang semakin kurang hawkish sudah terlihat nyata. The Fed kini begitu hati-hati, begitu kalem, dan bahkan sudah berani menyebut inflasi rendah dan terkendali.
Namun, greenback mendapat kekuatan dari komentar Powell soal kenaikan suku bunga acuan. Meski mungkin tidak seagresif tahun lalu, tetapi kenaikan Federal Funds Rate masih masuk dalam kalkulasi The Fed. Oleh karena itu, dolar AS masih punya harapan.
Selain itu, Powell juga menegaskan The Fed akan tetap melanjutkan program normalisasi neraca. The Fed akan terus menjual surat berharga yang tercatat dalam neracanya, menarik likuiditas dari pasar.
Dalam satu titik, proses ini bisa sama seperti menaikkan suku bunga acuan karena memicu inflasi. Ketika tekanan inflasi benar-benar terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan bisa ditempuh kapan saja. Ini tentu menjadi kabar baik bagi dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Dengan inflasi rendah dan terkendali, kami bisa lebih sabar dan memantau dengan saksama bagaimana narasi pada 2019," tuturnya, mengutip Reuters.
Ketika ditanya apakah The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan dua kali pada 2019, Powell menjawab "Itu adalah kondisi di mana ekonomi diproyeksikan sangat kuat pada 2019. Proyeksi yang mungkin masih bisa terjadi," sebut Powell dengan kalimat bersayap.
Namun, greenback mendapat kekuatan dari komentar Powell soal kenaikan suku bunga acuan. Meski mungkin tidak seagresif tahun lalu, tetapi kenaikan Federal Funds Rate masih masuk dalam kalkulasi The Fed. Oleh karena itu, dolar AS masih punya harapan.
Selain itu, Powell juga menegaskan The Fed akan tetap melanjutkan program normalisasi neraca. The Fed akan terus menjual surat berharga yang tercatat dalam neracanya, menarik likuiditas dari pasar.
Dalam satu titik, proses ini bisa sama seperti menaikkan suku bunga acuan karena memicu inflasi. Ketika tekanan inflasi benar-benar terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan bisa ditempuh kapan saja. Ini tentu menjadi kabar baik bagi dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular