
Bank Besar di RI Sedang Berebut Likuiditas Valas
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
10 January 2019 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan menaikkan suku bunga penjaminan (LPS rate) valuta asing sebesar 25 bps menjadi 2,25%. Alasannya, mencegah dana valas lari ke luar negeri.
Anggota Dewan Komisioner LPS, Destry Damayanti, mengatakan ada beberapa bank yang tidak menaikkan bunga deposito valas tetapi beberapa bank menaikkan bunga deposito valas cukup kencang. Ada 19 bank yang dipantau oleh LPS.
"Bank-bank join venture yang memang mereka punya dana khusus dari luar negeri nggak naikkan suku bunga tetapi Bank Mandiri, BRI [bunga deposito valas] tren naik karena sumber dana dolar dari domestik. Ini yang membuat suku bunga valas kemudian naik 25 bps," ujar Destry di Gedung LPS, Kamis (10/1/2019).
Destry menjelaskan, pertumbuhan kredit valas setelah dilakukan penyesuaian dengan kenaikan nilai tukar dolar tidak besar, hanya 5,5%. Tetapi dana pihak ketiga (DPK) minus 4,32% pada akhir November 2018.
"Kalau tidak cepat merespons bisa memberikan tekanan ke kredit valas bank, walau kita lihat rasio kredit valas ke total loan relatif aman di 15%," tambahnya.
Destry menambahkan, tahun ini likuiditas masih akan ketat sehingga bank rem dulu penyaluran kredit. Pertumbuhan kredit diperkirakan flat atau sama dengan tahun lalu.
"Kredit perbankan Desember naik 12,02%, Artinya di semester II mulai kencang penyalurannya. Jenisnya yang banyak infrastruktur related banyak naiknya," tambah Destry.
(roy/wed) Next Article Live! LPS Jelaskan Alasan di Balik Penurunan Bunga Penjaminan
Anggota Dewan Komisioner LPS, Destry Damayanti, mengatakan ada beberapa bank yang tidak menaikkan bunga deposito valas tetapi beberapa bank menaikkan bunga deposito valas cukup kencang. Ada 19 bank yang dipantau oleh LPS.
"Bank-bank join venture yang memang mereka punya dana khusus dari luar negeri nggak naikkan suku bunga tetapi Bank Mandiri, BRI [bunga deposito valas] tren naik karena sumber dana dolar dari domestik. Ini yang membuat suku bunga valas kemudian naik 25 bps," ujar Destry di Gedung LPS, Kamis (10/1/2019).
Destry menambahkan, tahun ini likuiditas masih akan ketat sehingga bank rem dulu penyaluran kredit. Pertumbuhan kredit diperkirakan flat atau sama dengan tahun lalu.
"Kredit perbankan Desember naik 12,02%, Artinya di semester II mulai kencang penyalurannya. Jenisnya yang banyak infrastruktur related banyak naiknya," tambah Destry.
(roy/wed) Next Article Live! LPS Jelaskan Alasan di Balik Penurunan Bunga Penjaminan
Most Popular