Tertinggi dalam Sejarah, Asing Kuasai SBN RI Rp 900 T Lebih

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
10 January 2019 14:06
Tingginya kepemilikan itu menunjukkan minat investor global yang masih terus tinggi dan akhirnya masuk ke pasar surat berharga negara (SBN).
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Porsi investor asing pada instrumen obligasi pemerintah menembus rekor lagi, kali ini mencapai Rp 902,44 triliun sekaligus menempati nilai tertinggi sepanjang masa justru ketika pasar obligasi masih terkoreksi. 

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) menunjukkan saat ini investor asing menggenggam 37,81% dari total beredar Rp 2.386 triliun, berdasarkan data terakhir yang dimunculkan yaitu per 8 Januari.  

Posisi kepemilikan tersebut kembali menembus rekor nominal kepemilikan SBN oleh investor asing, setelah sebelumnya rekor tertinggi tercatat pertama kali menembus level psikologis Rp 900 triliun pada 30 November 2018, tepatnya pada Rp 900,59 triliun. 

Tingginya kepemilikan itu menunjukkan minat investor global yang masih terus tinggi dan akhirnya masuk ke pasar surat berharga negara (SBN). 

Naiknya nilai SBN yang dimiliki investor asing tersebut seiring dengan naiknya jumlah SBN yang diterbitkan pemerintah, yaitu sebesar 0,3% dari Rp 2.379 triliun pada 30 November dan 0,77% dari Rp 2.368 triliun pada 31 Desember 2018. 



Angka kepemilikan investor asing pada 8 Januari itu masih positif Rp 9,19 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentase masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Tahun ini, pemerintah berniat menerbitkan SBN senilai Rp 825,7 triliun (gross) atau Rp 388,96 triliun (nett). 

Meskipun bertambah, pertumbuhan nilai penerbitan Rp 388,96 triliun tersebut lebih kecil 6,16% dibandingkan dengan target penerbitan bersih 2018 senilai Rp 414,5 triliun, meskipun masih lebih tinggi 8,53% dari realisasi penerbitan 2018 Rp 358,4 triliun. 

Bertambahnya investor asing di pasar SBN memberi angin segar di tengah pasar obligasi yang masih terkoreksi dalam jumlah terbatas sejak akhir 2018.  

Tenor seri FR0078 yang menjadi acuan 10 tahun masih terkoreksi sehingga membuat tingkat imbal hasilnya (yield) naik 5,2 basis poin (bps) menjadi 7,92% dari 7,87%.  

Koreksi pasar obligasi masih dibayangi oleh volatilitas pasar keuangan di tengah drama damai dagang China-Amerika Serikat (AS) serta penutupan sementara (partial shutdown) dari pemerintahan AS.

Dari sisi persentase, nilai kepemilikan investor asing yang setara dengan 37,81% sehingga masih belum menembus rekor tertinggi dari segi porsi.  

Rekor porsi tertinggi asing masih digenggam pada 41,48% atau senilai Rp 873,81 triliun dari total beredar Rp 2.106 triliun pada 29 Januari 2018.    



TIM RISET CNBC INDONESIA 
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular