Lagi, Rupiah Terusir dari Singgasana Raja Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 January 2019 12:33
Ambil Untung dan Harga Minyak Bebani Rupiah
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sepertinya karma mulai menyerang rupiah. Penguatan rupiah yang cukup tajam menjadi bumerang, membuat mata uang Tanah Air rentan terserang technical correction

Sejak awal tahun hingga kemarin, rupiah menguat 1,63%. Penguatan rupiah lebih tajam ketimbang mata uang utama Asia lainnya, seperti yen Jepang (0,76%), yuan China (0,34%), dolar Singapura (0,37%), atau ringgit Malaysia (0,34%). 

Apresiasi rupiah yang signifikan tersebut membuat investor terpancing untuk melakukan profit taking. Aksi jual pun melanda dan rupiah terperosok ke area depresiasi. 

Selain itu, perkembangan harga minyak juga kurang suportif buat rupiah. Pada pukul 12:18 WIB, harga minyak jenis brent naik 1,31% dan light sweet bertambah 1,57%. 

Sejak awal tahun hingga kemarin, harga brent melesat 9,14%. Sedangkan light sweet melonjak 9,62%. 


Kenaikan harga minyak yang berlangsung konstan menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek transaksi berjalan (current account) Indonesia. Jika tren ini berlanjut, maka beban impor minyak akan semakin besar sehingga defisit transaksi berjalan kian lebar. 

Tanpa pasokan valas yang memadai dari ekspor-impor barang dan jasa, rupiah akan kekurangan' darah'. Fundamental penyokong rupiah menjadi rapuh sehingga rentan melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular