Bursa Saham Regional Menghijau, Kok IHSG Loyo ?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 January 2019 12:50
Rupiah Kehilangan Tajinya
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
IHSG tak bisa memanfaatkan momentum seiring dengan performa rupiah yang mengecewakan. Sempat menguat hingga ke level Rp 13.990/dolar AS di pasar spot, rupiah melemah 0,18% pada tengah hari ke level Rp 14.110/dolar AS.

Rilis data ekonomi di AS menjadi petaka buat rupiah. Dengan aktivitas non manufaktur yang lemah, maka perlambatan ekonomi di AS menjadi kian dikonfirmasi. Belum lama ini Manufacturing PMI AS periode Desember 2018 versi ISM diumumkan di level di 54,1, jauh di bawah capaian bulan sebelumnya yaitu 59,3. Penurunan sebesar 5,2 poin tersebut menjadi koreksi terdalam sejak Oktober 2008.

Akibatnya, investor lebih memilih untuk memegang instrumen safe haven seperti dolar AS ketimbang mata uang negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Apalagi, mata uang Garuda masih diselimuti oleh awan hitam bernama defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD).

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan CAD masih berada di atas 3% dari PDB pada triwulan IV-2018.

"Triwulan IV-2018, transaksi berjalan defisit US$ 8 miliar atau masih di atas 3% dari PDB. Namun neraca modal bisa surplus besar," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Senin (7/1/2019). (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular