
Bursa Saham Regional Menghijau, Kok IHSG Loyo ?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 January 2019 12:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi 1 dengan pelemahan sebesar 0,23% ke level 6.272,67. Padahal, IHSG sempat menunjukkan performa yang meyakinkan dengan membukukan penguatan sebesar 0,46% ke level 6.316,24.
IHSG melemah kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,33%, indeks Hang Seng naik 0,27%, dan indeks Strait Times naik 0,26%.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perkembangan negosiasi dagang AS-China yang positif. Kemarin (7/1/2019), Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa AS dan China telah mengekspresikan keinginan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang yang telah dicapai antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Dari AS, nada optimisme dilontarkan oleh Menteri Perdagangan Wilbur Ross.
"Saya rasa ada kemungkinan besar bahwa kami akan mencapai kesepakatan yang memuaskan dengan China. Kami akan bisa menerimanya dan mencakup seluruh isu," tegas Ross dalam wawancara dengan CNBC International.
Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing.
Di AS misalnya, kemarin Non-Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi ISM diumumkan di level 57,6, lebih rendah dari capaian bulan November yang sebesar 60,7, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian ini juga lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 59,6.
IHSG melemah kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,33%, indeks Hang Seng naik 0,27%, dan indeks Strait Times naik 0,26%.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perkembangan negosiasi dagang AS-China yang positif. Kemarin (7/1/2019), Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa AS dan China telah mengekspresikan keinginan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang yang telah dicapai antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
"Saya rasa ada kemungkinan besar bahwa kami akan mencapai kesepakatan yang memuaskan dengan China. Kami akan bisa menerimanya dan mencakup seluruh isu," tegas Ross dalam wawancara dengan CNBC International.
Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing.
Di AS misalnya, kemarin Non-Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi ISM diumumkan di level 57,6, lebih rendah dari capaian bulan November yang sebesar 60,7, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian ini juga lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 59,6.
Next Page
Rupiah Kehilangan Tajinya
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular