Penguatan Rupiah Boleh Tergerus, Tapi Masih Nomor 1 di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 January 2019 10:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs kembali menguat hari ini. Rupiah sudah menguat dalam 3 hari perdagangan terakhir.
Pada Selasa (8/1/2019), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate menunjukkan angka Rp 14.031. Rupiah menguat 0,52% dibandingkan posisi sehari sebelumnya dan mencapai posisi terkuat sejak 8 Juni 2018.
Di kurs acuan, rupiah sudah 3 hari beruntun menguat di hadapan dolar AS. Selama periode itu, rupiah terapresiasi 3,06%.
Sementara di pasar spot, rupiah juga perkasa di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:15 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.050 di mana rupiah menguat 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sejatinya apresiasi rupiah agak berkurang. Rupiah sempat begitu perkasa sehingga dolar AS mampu didorong ke bawah Rp 14.000. Namun momentum itu tidak bertahan lama dan dolar AS kembali ke kisaran itu.
Meski begitu, performa rupiah secara umum masih oke. Penguatan rupiah memang menipis, tetapi masih menjadi yang terbaik di Asia. Dalam hal menguat terhadap dolar AS, tidak ada mata uang Benua Kuning yang sebaik rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 10:20 WIB:
Pada pukul 10:23 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,16%. Sejak awal tahun, indeks ini jarang menyentuh zona hijau. Sejak awal tahun, Dollar Index melemah 0,37%.
Mungkin sebagian investor menilai pelemahan dolar AS sudah cukup dalam sehingga mata uang ini menjadi atraktif. Dolar AS yang sudah murah tentu berpotensi memancing aksi borong.
Faktor ini pula yang bisa jadi membuat penguatan rupiah tergerus. Berkebalikan dengan dolar AS, rupiah melaju kencang sejak awal tahun dengan penguatan di kisaran 2%.
Penguatan rupiah yang sudah tajam itu membuat rupiah rentan mengalami aksi jual untuk mencari untung. Ditambah dengan dolar AS yang sudah murah, mungkin ada sebagian investor yang beralih menjual rupiah dan membeli greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Selasa (8/1/2019), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate menunjukkan angka Rp 14.031. Rupiah menguat 0,52% dibandingkan posisi sehari sebelumnya dan mencapai posisi terkuat sejak 8 Juni 2018.
Di kurs acuan, rupiah sudah 3 hari beruntun menguat di hadapan dolar AS. Selama periode itu, rupiah terapresiasi 3,06%.
Sementara di pasar spot, rupiah juga perkasa di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:15 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.050 di mana rupiah menguat 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sejatinya apresiasi rupiah agak berkurang. Rupiah sempat begitu perkasa sehingga dolar AS mampu didorong ke bawah Rp 14.000. Namun momentum itu tidak bertahan lama dan dolar AS kembali ke kisaran itu.
Meski begitu, performa rupiah secara umum masih oke. Penguatan rupiah memang menipis, tetapi masih menjadi yang terbaik di Asia. Dalam hal menguat terhadap dolar AS, tidak ada mata uang Benua Kuning yang sebaik rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 10:20 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Terlihat bahwa dolar AS mulai bangkit dan menguat terhadap mayoritas mata uang Asia. Tidak hanya di Asia, kebangkitan dolar AS juga terjadi secara global. Pada pukul 10:23 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,16%. Sejak awal tahun, indeks ini jarang menyentuh zona hijau. Sejak awal tahun, Dollar Index melemah 0,37%.
Mungkin sebagian investor menilai pelemahan dolar AS sudah cukup dalam sehingga mata uang ini menjadi atraktif. Dolar AS yang sudah murah tentu berpotensi memancing aksi borong.
Faktor ini pula yang bisa jadi membuat penguatan rupiah tergerus. Berkebalikan dengan dolar AS, rupiah melaju kencang sejak awal tahun dengan penguatan di kisaran 2%.
Penguatan rupiah yang sudah tajam itu membuat rupiah rentan mengalami aksi jual untuk mencari untung. Ditambah dengan dolar AS yang sudah murah, mungkin ada sebagian investor yang beralih menjual rupiah dan membeli greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular