
Pasar Global Belum Kondusif, Pasar Obligasi Koreksi Lagi
Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
04 January 2019 11:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi kembali tertekan pada perdagangan hari ini di tengah sentimen negatif pasar keuangan global akibat belum kondusifnya pemerintahan Amerika Serikat (AS) akibat shutdown parsial dan ancaman perlambatan ekonomi global.
Data Refinitiv menunjukkanterkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Seri yang paling terkoreksi adalah seri 5 tahun dengan kenaikan yield 8,2 basis poin (bps) mejadi 7,98%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seri lain juga terkoreksi dengan kenaikan yield lebih terbatas. Koreksi terjadi di tengah semakin khawatirnya investor global terhadap shutdown pemerintahan AS dan ancaman perlambatan ekonomi global yang semakin nyata.
Perlambatan tersebut sudah menyeruak kemarin di Korsel, Malaysia, Taiwan, dan China, sedangkan hari ini pasar dibebani memburuknya data ekonomi India, Thailand, dan Hong Kong yang baru diumumkan.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Data Refinitiv menunjukkanterkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Pilihan Redaksi |
Perlambatan tersebut sudah menyeruak kemarin di Korsel, Malaysia, Taiwan, dan China, sedangkan hari ini pasar dibebani memburuknya data ekonomi India, Thailand, dan Hong Kong yang baru diumumkan.
Yield Obligasi Negara Acuan 4 Jan 2019 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 3 Jan 2019 (%) | Yield 4 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 3 Jan'19 |
FR0063 | 2023 | 7.9 | 7.982 | 8.20 | 7.9748 |
FR0064 | 2028 | 8.077 | 8.1 | 2.30 | 8.0437 |
FR0065 | 2035 | 8.29 | 8.332 | 4.20 | 8.3428 |
FR0075 | 2038 | 8.448 | 8.479 | 3.10 | 8.4452 |
Avg movement | 4.45 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Most Popular