
Menguat Hampir 1%, Rupiah Kembali Rengkuh Takhta Raja Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 January 2019 10:32

Dolar AS teraniaya di Asia karena investor melihat ada sentimen positif yang signifikan. Mengutip Reuters, China dan AS akan menggelar pertemuan tingkat wakil menteri di Beijing pada 7-8 Januari. Agenda yang dibahas tentu melanjutkan komitmen damai dagang yang telah dicapai Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal bulan lalu.
"Delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish akan mengunjungi China untuk melakukan diskusi yang positif dan konstruktif dengan pemerintah China," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China.
Sepertinya Washington dan Beijing semakin serius untuk memperbaiki hubungan yang sempat panas akibat perang dagang yang berkobar sejak awal 2018. Setelah kesepakatan 'gencatan senjata' selama 90 hari di Buenos Aires, kedua negara terlihat semakin mesra.
Hawa damai dagang AS-China pun merebak dan menebar optimisme pelaku pasar. Investor mulai berani masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk ke Indonesia.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula melemah berbalik menguat 0,18% pada pukul 10:21 WIB. Investor asing membukukan beli bersih Rp 45,04 miliar. Masuknya arus modal asing tersebut berkontribusi terhadap penguatan rupiah.
Faktor lain yang membuat rupiah berjaya adalah harga minyak yang masih melemah. Pada pukul 10:24 WIB, harga minyak jenis brent bertahan di zona merah dengan koreksi 0,11%.
Penurunan harga minyak membuka peluang bagi Indonesia untuk menata transaksi berjalan (current account). Dengan koreksi harga minyak, maka biaya impor komoditas ini akan berkurang dan menekan penggunaan devisa.
Artinya, rupiah akan punya lebih banyak modal devisa untuk menguat. Indonesia pun punya harapan defisit transaksi berjalan bisa membaik, sehingga fundamental penyokong rupiah akan lebih kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish akan mengunjungi China untuk melakukan diskusi yang positif dan konstruktif dengan pemerintah China," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China.
Sepertinya Washington dan Beijing semakin serius untuk memperbaiki hubungan yang sempat panas akibat perang dagang yang berkobar sejak awal 2018. Setelah kesepakatan 'gencatan senjata' selama 90 hari di Buenos Aires, kedua negara terlihat semakin mesra.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula melemah berbalik menguat 0,18% pada pukul 10:21 WIB. Investor asing membukukan beli bersih Rp 45,04 miliar. Masuknya arus modal asing tersebut berkontribusi terhadap penguatan rupiah.
Faktor lain yang membuat rupiah berjaya adalah harga minyak yang masih melemah. Pada pukul 10:24 WIB, harga minyak jenis brent bertahan di zona merah dengan koreksi 0,11%.
Penurunan harga minyak membuka peluang bagi Indonesia untuk menata transaksi berjalan (current account). Dengan koreksi harga minyak, maka biaya impor komoditas ini akan berkurang dan menekan penggunaan devisa.
Artinya, rupiah akan punya lebih banyak modal devisa untuk menguat. Indonesia pun punya harapan defisit transaksi berjalan bisa membaik, sehingga fundamental penyokong rupiah akan lebih kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation


Tanda Kiamat Muncul di Mana-Mana, Tampak Jelas di Keju

Kopi Susu Laris Manis, Produksi Gula Aren RI Melesat 1.000x Lipat

Mesin Cuci dan Kulkas di Transmart Full Day Sale Dilego Jadi Segini

Nasib 10 Startup RI, Dulu Terkenal Sekarang Tinggal Kenangan

Identitas Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Terungkap, Ini Sosoknya

9 Tanda Orang Tua yang Anaknya Bakal Sukses Besar

Kisah Raja Gula Dunia dari RI, Kejayaannya Runtuh Semalam

Waspada! Ini Ancaman Jika Tak Bayar Pinjol Legal
Most Popular