
Damai Dagang AS-China Kian Nyata, Rupiah Tambah Perkasa
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 January 2019 09:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin menguat. Faktor eksternal yang kondusif menjadi resep keganasan mata uang Tanah Air.
Pada Jumat (4/1/2018) pukul 09:13 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.340. Rupiah menguat 0,45% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah menguat 0,21%. Seiring perjalanan, penguatan rupiah semakin menebal.
Laju rupiah membuat mata uang ini masuk jajaran elit di klasemen mata uang Asia. Jika sebelumnya rupiah sempat menduduki posisi puncak, maka kini turun ke ranking dua. Baht Thailand berhasil mengkudeta rupiah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:15 WIB:
Terlihat bahwa mata uang Asia mayoritas mampu perkasa di hadapan dolar AS. Apa yang membuat investor kembali melirik investasi di Benua Kuning?
Pagi ini terdengar kabar baik dari Beijing. Mengutip Reuters, China dan AS akan menggelar pertemuan tingkat wakil menteri di Beijing pada 7-8 Januari. Agenda yang dibahas tentu melanjutkan komitmen damai dagang yang telah dicapai Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal bulan lalu.
"Delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish akan mengunjungi China untuk melakukan diskusi yang positif dan konstruktif dengan pemerintah China," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China.
Sepertinya Washington dan Beijing semakin serius untuk memperbaiki hubungan yang sempat panas akibat perang dagang yang berkobar sejak awal 2018. Setelah kesepakatan 'gencatan senjata' selama 90 hari di Buenos Aires, kedua negara terlihat semakin mesra.
Hawa damai dagang AS-China pun merebak dan menebar optimisme pelaku pasar. Investor pun mulai berani masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk ke pasar valas Indonesia.
Dampaknya jelas, penguatan rupiah semakin tajam. Walau rupiah harus merelakan posisi puncak klasemen ke tangan baht.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Jumat (4/1/2018) pukul 09:13 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.340. Rupiah menguat 0,45% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah menguat 0,21%. Seiring perjalanan, penguatan rupiah semakin menebal.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:15 WIB:
Terlihat bahwa mata uang Asia mayoritas mampu perkasa di hadapan dolar AS. Apa yang membuat investor kembali melirik investasi di Benua Kuning?
Pagi ini terdengar kabar baik dari Beijing. Mengutip Reuters, China dan AS akan menggelar pertemuan tingkat wakil menteri di Beijing pada 7-8 Januari. Agenda yang dibahas tentu melanjutkan komitmen damai dagang yang telah dicapai Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal bulan lalu.
"Delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish akan mengunjungi China untuk melakukan diskusi yang positif dan konstruktif dengan pemerintah China," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China.
Sepertinya Washington dan Beijing semakin serius untuk memperbaiki hubungan yang sempat panas akibat perang dagang yang berkobar sejak awal 2018. Setelah kesepakatan 'gencatan senjata' selama 90 hari di Buenos Aires, kedua negara terlihat semakin mesra.
Hawa damai dagang AS-China pun merebak dan menebar optimisme pelaku pasar. Investor pun mulai berani masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk ke pasar valas Indonesia.
Dampaknya jelas, penguatan rupiah semakin tajam. Walau rupiah harus merelakan posisi puncak klasemen ke tangan baht.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular