Harga Emas Terus Meroket, Tertinggi Sejak Juni 2018!

Taufan Adharsyah & Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
03 January 2019 15:48
Hingga sore hari ini (3/1/2019) pukul 15:00 WIB, harga emas dunia di pasar berjangka kontrak Februari 2019 kembali menanjak sebesar 0,71% ke US$ 1.293,3/oz .
Foto: Karyawan rumah emas ProAurum menghiasi pohon natal dengan lapisan emas, pohon Natal paling mahal di Eropa, terbuat dari 2.018 koin emas philharmonic di Wina, senilai 2,3 juta euro di Munich, Jerman 3 Desember 2018. REUTERS / Michael Dalder
Jakarta, CNBC Indonesia -Hingga sore hari ini (3/1/2019) pukul 15:00 WIB, harga emas dunia di pasar berjangka COMEX kontrak Februari 2019 kembali menanjak sebesar 0,71% ke US$ 1.293,3/oz .

Penguatan harga terus berlanjut, setelah sebelumnya ditutup menguat sebesar 0,22% pada posisi US$ 1.284,9/oz. Tercatat mulai awal Oktober 2018 hingga hari ini, harga emas telah naik 8,85%. Hari ini harga emas kembali berada di harga tertingginya sejak Juni 2018.



"Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan dorongan pada harga emas," ujar Peter Fung, head of dealing Wung Fung Precious Metal di Hong Kong, seperti yang dilansir oleh Reuters.

Hari ini memang dolar tertekan oleh 6 mata uang utama dunia. Hal ini digambarkan dengan Dollar Indeks (DXY) yang melemah sebesar 0,3% ke level 96,516. Pelemahan dollar masihbayang-bayangi prediksi perlambatan ekonomi AS.

Investor menilai dolar AS tidak akan seperkasa tahun 2018, karena The Fed diprediksi hanya akan menaikkan suku acuannya (FFR) sebanyak 2 kali atau 50 bps di tahun ini. Kenaikan suku bunga yang hanya 2 kali itu jauh labih kecil dibandingkan tahun ini yang naik sebanyak 4 kali (100 bps).

Namun sepertinya pasar lebh pesimis lagi. Berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 1 Januari 2019, probabilitas FFR berada di level 2,25-2,5% (tidak ada kenaikan suku bunga acuan) pada akhir tahun 2019 adalah sebesar 73,4%, lebih tinggi dibandingkan posisi 1 bulan lalu yang sebesar 25,4%.

Ini artinya, mayoritas pelaku pasar meyakini bahwa suku bunga acuan di AS tak akan naik sama sekali pada tahun ini. Bila hal ini benar-benar terjadi, maka investor akan banyak memboyong dolar keluar dari AS dan membuat dolar semakin murah.

Ditambah lagi sentimen negatif dari penutupan sebagian layanan pemerintah (government shutdown) AS yang dipimpin presiden Donald Trump. Hari ini memasuki hari ke-12 sejak diberlakukannya government shutdown. Gonjang-ganjing politik ini membuat pasar menilai US$ semakin beresiko.

Dalam kondisi yang penuh kekhawatiran seperti sekarang ini, analis memperkirakan investor tengah menimbang untuk mengalihkan simpanannya dari dollar. Emas agaknya menjadi salah satu pilihan investor
(taa) Next Article Akhirnya, Emas Mulai Menunjukkan Kilaunya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular