Likuiditas Ketat, Multifinance Pilih Strategi Konservatif

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
02 January 2019 12:31
Tahun ini target pembiayaan industri multifinance diprediksi tumbuh 7% dan aset tumbuh 9-10%.
Foto: Petugas penukaran uang lama melayani nasabah di kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, (27/12/2018). Bank Indonesia (BI) memberikan waktu kepada masyarakat untuk menukarkan empat pecahan uang kertas tahun emisi 1998 dan 1999 hingga 30 Desember 2018. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan industri multifinance menerapkan target pertumbuhan konservatif tahun ini. Pembiayaan hanya tumbuh 7% dan aset tumbuh 9-10%.

Suwandi Wiratno menjelaskan salah satu penyebab target konservatif ini adalah karena proyeksi kebutuhan pembiayaan alat berat yang masih lemah karena penurunan harga batu bara meski penjualan sepeda motor akan tumbuh sedikit meningkat proyeksinya.

Selain itu, pelaku industri mencermati masalah likuiditas dan kebijakan suku bunga acuan Amerika dan Bank Indonesia (BI). Bank sentral sudah menaikkan bunga acuan yang akan berpengaruh pada bunga pembiayaan yang akan ditanggung nasabah multifinance.

"Nasabah yang akan ambil kendaraan (dari multifinance) harus disesuaikan bunganya," jelas Suwandi Wiratno.

Selain itu, faktor pemilihan umum (pemilu). "Kita mesti cermati 4 bulan pertama ini apakah pesta demokrasi ini meningkatkan penjualan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat karena pembiayaan ini yang paling mendomonasi kegiatan usaha pembiayaan," jelas Suwandi Wiratno.

Hingga Oktober 2018, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross multfinance di kisaran 3,1% - 3,2%.



(roy/roy) Next Article OJK Cabut Izin 2 Multifinance Sekaligus, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular